Kamis, 15 Oktober 2020

Status dan Peranan Mobilitas Sosial ( Materi Kelas VIII )



Menurut Mayor Polak, status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial.Sedangkan menurut Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seorang dalam masyarakatnya.


Status dan Peranan Mobilitas Sosial



Status dalam Mobilitas Sosial

Menurut Mayor Polak, status dimaksudkan sebagai kedudukan sosial seorang oknum dalam kelompok serta dalam masyarakat. Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial.Sedangkan menurut Ralph Linton, status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seorang dalam masyarakatnya. Pemilik status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan pemilik status sosial rendah.Jadi, status sosial adalah kedudukan sosial seseorang dalam kelompok masyarakat.


Jenis-Jenis Status Sosial:



1. Status yang digariskan (Ascribed Status), adalah status yang diperoleh secara alami atau otomatis yang dibawa sejak manusia dilahirkan atau keturunan.
2. Status yang diusahakan (Achieved Status)adalah status yang diperoleh dengan melalui usaha atau perjuangan sendiri dengan disengaja.
3. Status yang diberikan (Assigned Status)adalah status yang diberikan kepada seseorang yang telah berjasa memperjuangkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat.


Dalam kehidupan masyarakat sering timbul pertentangan yang dialami seseorang sehubungan dengan status yang dimilikinya. Konflik status yang timbul dalam masyarakat, antara lain:


Konflik status yang timbul dalam masyarakat,

1. Konflik status individual.

2. Konflik status antar kelompok.

3. Konflik status antar individu.


Peran Mobilitas Sosial

Peran Sosial adalah seperangkat harapan terhadap seseorang yang menempati suatu posisi atau status sosial. Menurut Levinson, bahwa peranan itu mencakup tiga hal, yaitu:




1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat.

2. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat.

3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.




Saluran dan Arah Mobilitas Sosial
Arah Mobilitas Sosial



·Mobilitas Sosial Horizontal

Mobilitas sosial horizontal merupakan peralihan individu atau objek-objek sosial dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Dalam mobilitas sosial ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang, misalnya peralihan kewarganegaraan atau pekerjaan.

Mobilitas Sosial Vertikal

Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan individu atau objek-objek sosial dari suatu kedudukan sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya maka terdapat dua jenis mobilitas yaitu, mobilitas sosial vertikal ke atas (social climbing) dan mobilitas sosial vertikal kebawah (social sinking).

Mobilitas Antargenerasi, Intragenerasi dan Gerak Sosial Geografis

Mobilitas sosial, selain dapat bergerak vertikal dan horizontal, juga dapat bergerak keturunan. Berikut ini kita akan mempelajari mobilitas antar generasi dan mobilitas intragenerasi, serata gerak sosial geografis.




1. Mobilitas Antargenerasi
Secara umum, mobilitas antargenerasi berarti mobilitas dua generasi atau lebih, misalanya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan perkembangan taraf hidup, baik naik maupun turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke generasi lainnya.





2. Mobilitas Intragenerasi
Mobilitas ini adalah peralihan status sosial yang terjadi dalam satu generasi yang sama. Mobolitas intragenerasi adalahmobilitas yang terjadi dalam satu kelompok genrasi yangsama.



· Gerak Sosial Geografis

Gerak sosial geografis adalah perpindahan individu ataukelompok dari satu daerah ke daerah lain, misalnya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.


Saluran Mobilitas Sosial


Pitirim A. Sorokin menyebutkan saluran mobilitas sosial terbagi atas:

1. Angkatan Bersenjata, Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik pangkat.

2. Lembaga Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya.

3. Lembaga Keagamaan, Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat.

4. Organisasi Politik, Seorang anggota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan legislatif atau eksekutif

5. Organisasi Ekonomi, organisasi ini baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.


Konsekuensi Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial yang dilakukan oleh masyarakat, baik vertikal maupun horizontal dapat memberikan konsekuensi-konsekuensi, baik positif maupun negatif terhadap kehidupan sosial. Di samping itu juga memberikan konsekuensi, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri maupun bagi seluruh anggota masyarakat.



Konsekuensi Positif Mobilitas Sosial

Ada beberapa konsekuensi positif yang muncul sebagai akibat adanya mobilitas sosial dalam masyarakat, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Individu atau kelompok akan berusaha untuk mewujudkan harapan atau cita-citanya. Hal ini karena adanya kesempatan terbuka untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas.

2. Tidak tertutup kemungkinan bagi warga kelas sosial tertentu akan lebih maju daripada warga kelas sosial di atasnya.

3. Individu atau kelompok dapat merasakan kepuasan apabila dapat mencapai kedudukan yang diinginkannya atau dapat meningkatkan kedudukan sosialnya dalam masyarakat.

4. Memberikan dorongan atau rangsangan kepada warga masyarakat, individu, maupun kelompok untuk bekerja perubahan sosial akan lambat terjadi.

5. Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial mendorong masyarakat untuk mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Sebaliknya, jika masyarakat statis dan tidak banyak bergerak, maka perubahan sosial akan lambat terjadi.


Konsekuensi Negatif Mobilitas Sosial

Sementara itu, beberapa konsekuensi negatif yang seringkali muncul mengiringi mobilitas sosial, di antaranya adalah urbanisasi, munculnya kawasan kumuh, pengangguran, kemiskinan, kriminalitas, dan konflik.

1. Urbanisasi sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

2. Munculnya kawasan kumuh (Slum Area) sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

3. Banyaknya pengangguran sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

4. Kemiskinan sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

5. Perilaku kriminal (kriminalitas) sebagai konsekuensi negatif mobilitas sosial.

6. Terjadi konflik atau benturan antara berbagai nilai dan kepentingan tertentu.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar