Minggu, 30 April 2023

`JURNAL REFLEKSI GURU PENGGERAK

 

“Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama.” Nadiem Makarim



Refleksi perjalanan Pendidikan Guru Penggerak angkatan 6 yang saya tulis kali ini terkait mencakup keseluruhan modul yang pernah saya pelajari di Program Guru Penggerak mulai agustus 2022 sampai dengan April 2023. Saya berusaha untuk merefleksikan apa yang saya pelajari dengan menggunakan model 4 F (Fact, Feeling, Finding dan Future) agar bisa menggambarkan segala kejadian yang ada.

Fact (Peristiwa)

Pendidikan guru penggerak angkatan 6 dimulai pada minggu  di bulan Agustus 2022 hingga bulan April 2023. Beberapa aktivitas pembelajaran yaitu diawali mulai modul 1.1 hingga modul 3.3 dimana konsep yang digunakan dalam pendidikan guru penggerak ini menggunakan alur MERDEKA yaitu diawali dengan Mulai dari Diri, dilanjutkan dengan Eksplorasi Konsep; Ruang Kolaborasi; Refleksi Terbimbing; Demonstrasi Kontekstual; Elaborasi Pemahaman; Koneksi Antar Materi; dan ditutup dengan Aksi Nyata.

Pada modul 1.1 berisi materi  tentang paradigma dan memahami filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara serta melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini. Kemudian pada modul 1.2 yaitu mempelajari tentang nilai dan peran guru penggerak. Pada modul 1.3 mempelajari visi guru penggerak dengan menerapkan prakarsa perubahan menggunakan model BAGJA diharapkan calon Guru Penggerak  mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan yang ada di sekolah. Setelah itu Calon Guru Penggerak masuk pada modul 1.4 mempelajari bagaimana membangun budaya positif di sekolah, sesuatu yang sangat baru dan menarik sekali untuk saya pelajari dan dalami.

Modul 1 telah terselesaikan kemudian dilanjutkan dengan  mempelajari modul 2 yaitu tentang praktik pembelajaran yang berpihak pada murid. Dimulai dari modul 2.1 yaitu tentang pembelajaran berdiferensiasi yang terbagi menjadi 3 yakni diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk. Tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk mengakomodasi kebutuhan belajar siswa yang berbeda. Pada modul 2.2 saya mempelajari pembelajaran sosial emosional diharapkan saya mampu mengelola emosi dan mengembangkan keterampilan sosial yang menunjang pembelajaran. Kemudian yang terakhir modul 2.3 adalah melakukan praktik komunikasi yang memberdayakan sebagai keterampilan dasar seorang coach serta menerapkan praktik coaching sebagai pemimpin pembelajaran.



Pada modul 3 tentang pemimpin pembelajaran dalam pengembangan sekolah dimulai dari modul 1.3 yaitu saya melakukan praktik pengambilan keputusan yang berdasarkan prinsip pemimpin pembelajaran dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Kemudian pada modul 3.2 tentang pengelolaan sumber daya di sekolah meliputi pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, waktu, dan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang berdampak pada murid. Dan yang terakhir adalah modul 3.3. tentang program yang berdampak positif pada murid dengan cara mengembangkan kegiatan berkala seperti membuat program yang berdampak positif pada murid, memfasilitasi komunikasi murid, orangtua dan guru serta menyediakan peran bagi orangtua terlibat dalam proses belajar yang berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran.

Feeling (Perasaan)

Setelah mengikuti Program Pendidikan Gur Penggerak perasaan saya peroleh sangat senang karena saya mendapat banyak ilmu baru yang merubah paradigma berpikir saya selama ini tentang pendidikan. Pada dasarnya  pendidikan tidak hanya sekedar transfer ilmu saja melainkan menuntun anak untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya. Selain itu pada program pendidikan guru penggerak saya juga senang karena mendapat banyak ilmu baru, bagaimana cara mengambil keputusan pada kasus dilema etika, bagaimana cara supervisi akademik yang baik yang menggunakan praktek coaching. Serta bagaimana saya bisa membuat program-program yang berdampak positif pada murid dengan memaksimalkan semua aset yang ada di sekolah.

Finding (Pembelajaran)



Memperoleh pengetahuan serta pengalaman baru yang  diterima oleh saya sebagai calon guru penggerak pemimpin pembelajaran. Salah satu aplikasi nyata bagaimana seorang guru harus menghamba pada anak adalah mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi terhadap pelaksanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Pembelajaran yang mengakomodir seluruh kebutuhan peserta didik dari minat, kesiapan belajar dan profil belajar peserta didik.

Future (Penerapan)

Modul 1 hingga modul 3 yang telah saya pelajari memebrikan banyak ilmu dan pengalaman, saya berkomitmen  akan melatih diri saya secara terus menerus dengan teknik teknik yang ada dalam modul sehingga menjadi cakap. Tidak  hanya itu saya juga akan mencoba mengenal dan menganalisis aset, kekuatan, potensi yang dimiliki sekolah maupun yang ada di sekitar sekolah untuk dapat diberdayakan untuk pengembangan sekolah kedepannya. Memanfaatkan aset sekolah secara maksimal untuk dapat digunakan dalam pembelajaran supaya bisa menggali potensi murid. Mencoba berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk dapat menerapkan pendekatan berbasis aset atau kekuatan sehingga dapat memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan khususnya di sekolah saya. Selain itu saya akan terus belajar dan menganalisis tentang program-program yang berdampak positif pada murid. Kemudian saya akan membagikan praktek baik kepada rekan sejawat tentang kepemimpinan murid dan berkolaborasi dengan teman CGP lainnya, kepala sekolah, komunitas praktisi, dan sebagainya dalam menyusun dan membantu melaksanakan program yang berdampak positif pada murid. Serta saya akan selalu berusaha untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi sebuah kebiasaan baik yang tentunya dengan tujuan murid akan mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya menjadi murid merdeka sesuai dengan profil pelajar pancasila.

Sabtu, 18 Maret 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 : Pengelolaan Program yang Berdampak Bagi Murid

 


Jurnal refleksi dwi mingguan modul 3.3 ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan terakhir yang dituliskan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 . Sebagai penghujung jurnal refleksi, maka hal yang dituliskan adalah pengalaman CGP secara umum, dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), baik secara pembelajaran daring (LMS) maupun pembelajaran luring (Pendampingan Individu dan Lokakarya). Pada jurnal refleksi dua mingguan ini, CGP Angkatan 6  mendapatkan  materi tentang penyusunan program yang berdampak pada murid. Materi ini bagi saya selaku CGP ditantang kreatifitasnya dalam membuat program yang tujuannya bagaimana kepemimpinan murid yang berprofil pelajar Pancasila terwujud. Menciptakan pelajar yang mempunyai karakter tersebut, harus diberi pengetahuan dan pemahaman terlebih dulu, kemudian melaksanakan program yang bersifat memberi latihan pada peserta didik secara berulang dan kontinyu yang harapannya dapat menjadi kebiasaan dan budaya positif. Program yang direncanakan dapat dilakukan dalam lingkup kelas maupun sekolah, tergantung kesiapan CGP dalam melaksanakannya. Model penulisan jurnal  modul 3.3 ini menggunakan segitiga Refleksi (Setelah pembelajaran hari ini saya memahami, saya mampu, perasaan saya, dan target saya adalah).



Dalam diri murid-murid kita, pada dasarnya ada yang namanya kepemimpinan murid atau student agency, yaitu sebuah kemampuan atau kompetensi murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan keinginan, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas tertentu, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil dari semaua proses belajarnya, pengertian ini saya peroleh setelah mengikuti pembelajaran dalam modul 3.3 ini.

Selesai mempelajari modul 3.3 ini kemudian saya mencoba untuk membuat gambaran tentang murid – murid saya, saya mengingat-ingat adakah diantara sekian banyak murid-murid saya yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara keseluruhan, sebagian, atau bahkan tidak sama sekali. Ternyata memang ada, sekalipun dalam tiap diri tidak memiliki seluruh kemampuan tersebut, tapi setidaknya ketika dipetakan dalam skala prosentase, ada siswa yang memiiliki kemampuan yang baik da nada pula yang perlu ditingkatkan.  Dan antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki student Agency yang beragam, hal ini terlihat jelas diantaranya  ada salah satu siswa yang mungkin kurang menonjol dalam kompetensi akademiknya  tapi dia memiliki kemampuan untuk berani menyuarakan pendapatnya. Ada yang malu mangungkapkan rasa ingin tahunya sehingga cenderung pasif saat di kelas akan tetapi dia mampu mengarahkan pembelajarannya sendiri sesuai dengan kemampuannya.  Akan tetapi ada juga siswa yang tidak terindikasi bahwa dia memiliki student agency, meskipun saya yakin dia pasti memiliki namun belum bisa tergali dengan baik, mungkin tidak didalam kelas dia menunjukkannya, tapi ketika bersama  kelompoknya atau dalam suasana berbeda, dan itu terlihat ketika mereka berada di luar suasana pembelajaran.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwa dalam diri murid-murid kita, memiliki student agency untuk masing – masing murid, meski antara satu murid dengan murid lainnya berbeda kapasitasnya. Peran seorang guru menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang tokoh pendidikan di Indonsia mengatakan bahwa maksud pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebaikan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Tugas kita sebagai pendidik yang mengemban amanah untuk menjalankan pendidikan kepada anak adalah menuntun mereka sesuai kodratnya, dengan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran, sebagaii fasilitator, sebagai motivator, bagaimana kita mampu menuntun murid-murid kita agar kepemimpinan yang ada dalam diri mereka bisa muncul. Tugas kita sebagai guru bagaimana setiap siswa yang belum  atau kurang memiliki student agency bisa memiliki, bisa tumbuh, bagiaman kita sebagai guru mampu menciptakan kesempatan-kesempatan, pemahaman-pemahaman, dan memotivasi agar mereka bisa memiliki atau menampilkan student agency yang ada dalam diri mereka. Atau menampilkan student agency dimanapun mereka berada, saat dibutuhkan, dan dengan siapapun. Bukan hanya ketika berada di antara kelompoknya saja, tapi juga ketika mereka berada di luar kelompok atau komunitasnya. 



Karena pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk kebagahagiaan sebagai manusia, tetapi juga kebahagiaan sebagai anggota masyarakat, karena murid-murid kita, pada akhirnya akan menjadi anggota masyarakat. Dan saat ini, kita sebagai guru sedang berproses mengantarkan mereka untuk menjadi anggota masyrakat yang proaktif dan penuh tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya.

Memberikan kesempatan kepada murid (choice) untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik, dengan cara mulai melibatkan mereka dalam membuat program-program kesiswaan agar berdampak pada murid, mendengarkan suara mereka (voice), melakukan pendampingan kepada murid agar dalam pengembangan potensi kepemimpinan mereka, tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya.

Berlatih untuk mengurangi kontrol kita terhadap murid pada saat ini sangat diperlukan oleh guru Mengurangi kontrol bukan berarti melepaskan mereka begiru saja, tapi kita lebih memberikan kesempatan mereka untuk memilih, mengungkapkan, dan melakukan aktiftas yang melibatkan mereka sendiri, tugas kita sebagai guru adalah memfasilitasi, mendampingi, dan mengawasi. Memberikan mereka kepercayaan dan tanggung jawab agar mereka merasakan kepemilikan atas program atau kegiatan yang akan mereka lakukan (Ownership).

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini tentu sangat tertantang , bahagia. Tertantang untuk  bisa tahu apa itu kepemimpinan murid dan program yang berdampak positif pada murid, apa yang saya lakukan untuk bisa menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, dan melalui apa saja saya bisa mendorong tumbuh kembang kepemimpinan murid dalam diri murid-murid saya.



Pembelajaran Modul 3.3 ini telah saya pelajari  target saya selanjutnya adalah, saya ingin seluruh murid-murid saya memiliki kepimpinan murid, program-program-program disekolah dapat berjalan dengan baik, pengetahuan yang saya miliki bisa dimiliki rekan-rekan guru lain, sehingga dalam diri mereka tumbuh pemahaman dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang telah saya pelajari dan lakukan, bahkan melakukan daya lenting untuk membawa perubahan positif bagi diri mereka, disekolah mereka, dan pada anak-anak diri mereka. Saya berharap setiap guru akan saling sharing praktik baik untuk ditumbuhkembangkan di sekolah mereka masing-masing.

Pendidikan akan terus berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga guru tidak mungkin diam ditempat jika ingin mengajak murid-muridnya merasakan merdeka belajar di zaman ini.  Guru perlu bergerak sesuai perannya yaitu sebagai agen perubahan, perubahan ke arah positif, perubahan ke arah yang lebih maju, dan berdampak positif bagi murid, yang pada akhirnya akan membawa murid selamat , bahagia dan sejahtera.

 

 

Rabu, 15 Maret 2023

JURNAL REFLEKSI DWIMINGGUAN MODUL 3.2 : PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN SUMBER DAY

 



Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran Pendidikan Guru Penggerak pada minggu ini diawali pembelajaran modul  modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya, saya merefleksikan hasil dari kegiatan yang saya ikuti di LMS ini dalam bentuk jurnal refleksi. Jurnal refleksi ini saya tulis sebagai media untuk mendokumentasikan perasaan, gagasan dan pengalaman serta praktik baik yang telah saya dilakukan. Model refleksi yang saya gunakan pada minggu  ke-20  kali ini saya akan menuliskan jurnal dengan model Driscoll. Model ini diadaptasi dari refleksi yang digunakan pada praktik klinis (Driscoll & Teh, 2001). Ada tiga bagian yang akan saya tuliskan dalam refleksi ini.

1. WHAT?



Pada modul 3.2 ini, saya telah mempelajari Pemimpin dalam Pengelolahan Sumber Daya. Pada modul ini dijelaskan bahwa sekolah adalah sebuah ekosistem yaitu bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Ada dua pendekatan yang mempengaruhi ekosistem sekolah yaitu pendekatan berbasis kekurangan dan pendekatan berbasis asset. Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik. Sedangkan Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah konsep yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pada modul ini saya mengetahui bahwa sekolah memiliki potensi asset yang dapat dimanfaatkan untuk proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan berbasis asset. Adapun 7 aset utama sekolah yaitu modal manusia, modal sosial, modal politik, modal agama dan budaya, Modal Fisik, Modal lingkungan/alam dan Modal finansial. Kaitan antar materi, Jika materi dihubungkan dengan materi dua modul sebelumnya coaching dan pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip serta 9 langkah sebagai pemimpin pembelajaran kaitan materi yang didapat sebagai calon guru penggerak sangat berkaitan erat dengan proses coaching, coach memaksimalkan potensi coachee untuk menjelaskan masalahnya dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab.

Setelah melewati alur mulai dari diri dan eksplorasi konsep, kami melakukan diskusi dengan menganalisis dua kasus dan saling memberi tanggapan terhadap analisis kasus yang dilakukan oleh teman CGP lain pada alur ekslporasi konsep forum diskusi. Pada alur kolaborasi konsep, kami mencoba berdiskusi dalam kelompok untuk menganalisis seluruh potensi asset yang terdapat di daerah kami yang dapat mempengaruhi perkembangan Pendidikan di sekolah kami sekaligus kebermanfaatannya bagi sekolah.

2. SO WHAT?

Saya merasa senang dan beruntung sekali bergabung dalam program Pendidikan CGP ini karena saya dapat mempelajari modul ini. di sini saya memahami bahwa sekolah adalam sebuah ekosistem yang saling ketergantungan baik itu factor biotik maupun abiotik. Sebelumnya saya pernah menggunakan pendekatan berbasis masalah dalam merancang suatu kegiatan sehingga kegiatan yang akan dilakukan sering gagal karena kenyataan sekolah yang tidak mampu berbuat banyak karena memiliki kekurangan.

Di sinilah saya memahami bahwa untuk mengahadapi suatu masalah hendaklah menggunakan pendekatan berbasis asset sehingga asset yang ada di sekolah dapat tergali dengan baik. Selaras dengan itu tentukan sekolah akan berkembang dengan baik dan optimal. Potensi-potensi yang ada dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Saya sangat merasa percaya diri, bahwa setelah memahami modul ini saya yakin bahwa sekolah saya akan mampun bersaing dengan sekolah lain. Karena saya yakin apa yang dimiliki oleh sekolah lain juga dimiliki sekolah saya. Tinggal lagi bagaimana menggali semua potensi itu.

3. NOW WHAT?



Sungguh saya tidak akan mendapatkan pengetahuan yang sangat bermanfaat ini, seadainya saya tidak mempelajarai modul 3.2 ini tentang Pemimpin Sebagai Pengelolah Sumber Daya, dan bila saya tidak bergabung di program CGP ini Jika nanti dalam pelaksanaan pembelajaran saya menemukan masalah maka saya akan menggunakan Aset -Based Thinking dalam penyelesaiannya karena pendekatan ini dapat membantu perkembangan kemajuan sekolah.

 

Setelah mempelajari modul ini, saya akan mencoba mengenali dan menganalisis potensi asset yang ada di sekolah saya maupun lingkungan agar dapat diberdayakan dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan sekolah ke depannya. Saya juga akan berkolaborasi dengan rekan sejawat dalam pemanfaatan asset tersebut dalam pembelajaran sehingga membantu perkembangan potensi murid.

Saya juga akan terus menggali ilmu pengetahuan bagaimana pemanfaatan asset sekolah secara maksimal dengan mengamati dan belajar dari sekolah-sekolah maju baik yang ada di daerah saya maupun tempat lain. Baik yang bisa saya amati secara langsung atau saya berselancar di dunia maya agar saya mampu menggali lebih dalam lagi asset yang ada di sekolah saya.

Dukungan dari kepala sekolah dan teman guru serta karyawan tentu sangat saya harapkan dalam hal ini. termasuk orang tua, komite dan masyarakat sekolah serta Lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Namun, tentu saya perlu mensosialisasikan terlebih dahulu tentang materi ini kepada semua pihak tersebut. Dan saya akan membagikan ilmu ini kepada rekan sejawat saya agar saya bisa lebih berkolaborasi bersama untuk meningkatkan potensi sekolah dan potensi murid-murid saya.

Perubahan yang ingin saya lakukan adalah mengaplikasikan apa yang telah saya pelajari pada modul 3.2. Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya,sehingga merubah pola pikir yang semula berpikir berbasis masalah menjadi berpikir berbasis aset, serta mengajak komunitas praktisi serta rekan sejawat terutama di lembaga sekolah saya untuk menerapkan berpikir berbasis aset karena pendekatan berbasis aset ini merupakan sebuah cara untuk menemukan dan menggali hal-hal yang positif. Dengan menggunakan kekuatan sebagai kekuatan berpikir. Sehingga secara bersama-sama bahu membahu membangun sekolah tercinta dengan potensi yang dimilikinya, fokus pada pembangunan sumber daya yang ada di sekolah dalam rangka mewujudkan merdeka belajar.

Selasa, 14 Maret 2023

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 3.1: PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

 



Pada refleksi kali ini saya  menggunakan model  4F (facts, Feelings, Findings,Future), model yang dikembangakan oleh Dr. Roger Greenaway ini menekankan pada proses pemahaman pada peristiwa yang terjadi, perasaan yang dialami , pembelajaran yang di temukan dan penerapan yang akan dilakukannya.

FACTS (PERISTIWA)



Untuk mengawali pembelajaran modul 3.1 dimulai dengan pretest modul 3 yang dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 2023. Pembelajaran tentang alur materi  merupakan menu awal dalam mempelajari modul ini  "Mulai dari diri dan eksplorasi konsep" beberapa pertanyaan pemantik, saya tuliskan dengan  sebuah tantangan/ keputusan pada sebuah kasus yang melibatkan diri saya sebagai pengajar di sekolah ditempat saya mengajar, keputusan yang saya ambil tersebut terkadang masih menyimpan tanda tanya. Pada eksplorasi konsep saya belajar tentang bagaimana sekolah sebagai institusi moral, Dilema etika dan bujukan moral serta pengambilan keputusan. Setelah selesai dengan mulai dari diri sendiri saya masuk dalam alur ekplorasi konsep-forum diskusi, dalam pembelajaran kali ini disajikan beberpa kasus yang perlu kita kupas dan kita juga ditugaskan untuk memberi tanggapan atas pendapat teman lain. Dan pada eksplorasi konsep- forum diskusi sebagai CGP kita diberi tugas memilih salah satu kasus dan menulisakan dalam LMS serta menanggapi kasus rekan CGP saya. Alhamdulillah dalam mempelajari modul ini saya di beri kemudahan dalam proses pembelajaran dalam modul ini.

FEELINGS(PERASAAN)

Perasaan saya selama mengikuti pembelajaran ini adalah sangat tertarik, tertantang dan sangat bergairah sekali, karena pada dasarnya saya belum pernah mendapatkan pembelajaran seperti  ini dari berbagai forum yang saat ini, sehingga saya merasa bersyukur sekali  bisa memiliki kesempatan untuk mempelajari modul 3.1 ini.  Pada saat menganalisa kasus saya berupaya untuk memposisikan diri sebagai orang yang sedang dalam masalah tersebut, sehingga membuat saya merasa menjadi bagian dari masalah tersebut dan berupaya untuk menjadi solusi agar menjadi sosok  yang bijaksana dan bertanggung jawab.

FINDINGS (PEMBELAJARAN)      

Setelah mempelajari beberapa alur dalam modul 3.1 ini , saya dapat menemukan jawaban atas apa yang telah saya alami yang telah sebelumnya saya tuliskan pada tugas "Mulai dari Diri".

Saya mempelajari dan telah memahami bahwa pengambilan keputusan yang kita ambil harus mendasarkan keputusan kita pada 3 unsur yaitu berpihak kepada murid, berdasarkan nilai nilai kebajikan universal dan bertanggung jawan tehadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

 

Apabila keputusan yang telah kita ambil keduanya bernilai benar itu merupakan situsi dilema etika sedangkan situasi dimana seseorang mengambil sebuah keputusan antara benar dan salah itu disebut situasi Bujukan Moral.



Empat Model/ paradigma dilema etika

a)      individu lawan kelompok (individual vs community)

b)      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c)      Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d)     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Ada tiga prinsip dalam pengambilan keputusan yaitu

a)      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (End-Based Thinking)

b)      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

c)      Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Suatu pengambilan keputusan, walaupun telah berlandaskan pada suatu prinsip atau nilai-nilai tertentu, tetap akan memiliki konsekuensi yang mengikutinya.

Ada 9 langkah panduan dalam mengambil keputusan ,tetapi yang perlu digaris bawahi panduan ini bukan sebuah metode kaku dalam penerapannya.

  1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan (identifikasi masalah dan memastikan bahwa masalah yang kita hadapi adalah   berhubungan dengan aspek moral bukan sekedar dengan sopan santun atau norma social)
  2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini( jika menyangkut aspek moral, kita semua harusnya merasa terpanggil)
  3. mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini
  4. Pengujian benar atau salah

a)      Uji legal (jika  ada aspek pelanggaran hukum dalam dalam sebuah siatuasi tersebut maka situasi tersebut bukan lah benar lawan benar (dilema etika), namun antara benar lawan salah (bujukan moral)

b)      Uji regulasi/standar professional( apakah ada aspek pelanggran peraturan atau kode etik di dalamnya)

c)      Uji intuisi (mempertanyakan apakah Tindakan ini sejalan atau berlawanan dengan nilai nilai yang anda Yakini

d)     Uji publikasi (bagaimana perasaan kit ajika keputusan kita dipublikasikan dan menjadi viral)

e)      Uji panutan/idola (membayangkan apa yang akan dilakukan oleh panutan / idola kita

Dari kelima keputusan uji diatas. Ada tiga uji yang sejalan dengan prinsip pengambilan keputusan yaitu :

a)      Uji Intuisi berhubungan dengan berpikir berbasis peraturan (Rule-Based Thinking) yang tidak bertanya tentang konsekuensi tapi bertanya tentang prinsip-prinsip yang mendalam

b)      Uji publikasi, sebaliknya, berhubungan dengan berpikir berbasis hasil akhir (Ends Based Thinking) yang mementingkan hasil akhir.

c)      Uji Panutan/Idola berhubungan dengan prinsip berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking), dimana ini berhubungan dengan golden rule yang meminta Anda meletakkan diri Anda pada posisi orang lain.

Yang perlu kita garis bawahi adalah bila situasi dilema etika yang Anda hadapi, gagal di salah satu uji keputusan tersebut atau bahkan lebih dari satu, maka sebaiknya jangan mengambil resiko membuat keputusan yang membahayakan atau merugikan diri Anda karena situasi yang Anda hadapi bukanlah situasi moral dilema, namun bujukan moral yaitu benar atau salah.

  1. Pengujian paradigma Benar lawan Benar

Dari keempat paradigma berikut ini, paradigma mana yang terjadi di situasi yang sedang kita hadapi

a)      Individu lawan kelompok (individual vs community

b)      Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)

c)      Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)

d)     Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term

  1. Melakukan Prinsip Resolusi

a)      Memilih salah satu dari 3 prinsip penyelesaian dilema

b)      Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

c)      Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

d)     Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

  1. Investigasi Opsi Trilema

Sebuah penyelesaian yang kreatif dan tidak terpikir sebelumnya yang bisa saja muncul di tengah-tengah kebingungan menyelesaikan masalah.

  1. Buat keputusan 
  2. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Pengambilan keputusan ini juga merupakan keterampilan yang harus diasah agar semakin baik. Semakin sering kita berlatih menggunakannya, kita akan semakin terampil dalam pengambilan keputusan. Hal yang penting dalam pengambilan keputusan adalah sikap yang bertanggung jawab dan mendasarkan keputusan pada nilai-nilai kebajikan universal.

FUTURE (PENERAPAN)



Setelah modul ini selesai saya pelajari, dalam mengambil sebuah keputusan atau kasus yang terjadi dalam lingkungan sekolah maka saya akan menerapkan 9 langkah panduan yang ada,  jika kasus tersebut adalah dilema etika maka saya akan mengambil keputusan berbasis nilai nilai kebajikan dan menerapkan prinsip moral dalam melakukan pengambilan keputusan. Dan apabila kasus tersebut merupakan bujukan moral saya akan memilih dengan mantap tentang moral yang baik dan akan saya terapkan . Fakta dan data yang ada benar benar menjadi dasar dalam setiap pengambilan keputusan. 

Rabu, 08 Maret 2023

Demonstrasi Konstektual Modul 3.3 : Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 



Murid pada dasarnya  mempunyai kemampuan untuk mengambil peranan dalam proses belajar mereka sendiri. Agar guru dapat menjadikan murid sebagai pemimpin bagi proses pembelajaran mereka sendiri, maka guru harus dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan perannya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri, sehingga  potensi kepemimpinan mereka dapat berkembang dengan baik. Adapun peran guru adalah sebagai berikut:

1.      Mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya sendiri.

2.      Mengurangi kontrol guru terhadap murid

Ketika murid mempunyai kontrol atas apa yang terjadi, atau merasa bahwa mereka dapat mempengaruhi sebuah situasi inilah, maka murid akan mempunyai apa yang disebut dengan “agency”. Agency berarti sebagai kapasitas seseorang untuk mempengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui  tindakan yang dibuatnya.

Kepemimpinan murid adalah tentang murid yang bertindak  secara aktif dan membuat keputusan serta pilihan yang bertanggung jawab, daripada hanya sekedar menerima apa yang ditentukan oleh orang lain. Murid-murid akan secara natural mempelajari keterampilan belajar yang dapat digunakan sepanjang hidup mereka.

 

Point Komponen Profil Pelajar Pancasila Yang Dikembangkan

Beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Menumbuh kembangkan kepemimpinan murid akan mendorong murid untuk mengembangkan berbagai sikap- sikap positif yang merupakan pengejawantahan dari iman, ketakwaan dan akhlak mulia.     

Mampu bergotong royong. Kepemimpinan murid memungkinkan murid untuk terlibat dan berinteraksi dengan oranglain, bekerja sama dan berkontribusi dalam masyarakat yang lebih luas.Berbhinekaan global. Menumbuh kembangkan kepemimpinan murid akan melatih murid untuk memiliki pemikiran dan wawasan yang luas dan terbuka. 



Karakteristik Lingkungan Pendukung  Tumbuhnya  Kepemimpinan  Murid Yang Akan Dikembangkan

Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinterkasi social secara positif, arif dan bijaksana, dimana murid akan menjunjung tinggi nilai- nilai social positif yang berbasis pada nilai- nilai kebajikan yang dibangun oleh sekolah.

Prakarsa Perubahan

Memperkuat interaksi social antara murid dan lingkungannya secara positif, arif dan bijaksana melalui program peduli lingkungan budi daya tanaman hias.

Prakarsa perubahan melalui BAGJA

B-uat Pertanyaan utama

Bagaimana cara menggali, menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat murid di bidang budi daya tanaman hias di sekolah sekaligus mengembangkan kepemimpinan murid.

Langkah - langkahnya

  • Mendiskusi bakat dan minat murid dengan kepala sekolah dan rekan guru serta karyawan
  • Melihat aset yang di miliki oleh sekolah yang mendukung kegiatan
  • Melihat aset manusia yang di miliki oleh sekolah
  • Berdiskusi dengan murid tentang tindakan apa yang bisa dilakukan untuk menyalurkan dan mengembangkan minat dan bakat serta kepedulian mereka dalam budi daya tanaman
  • Modal manusia (murid, guru dan Pembudidaya tanaman hias)
  • Modal fisik (peralatan tanaman hias)
  • Modal financial (BOS), Komite
  • Rencana Waktu 1 Minggu
  • Penanggung Jawab CGP

 


A-mbil Pelajaran

Aktivitas apa yang dapat menarik minat bakat murid pada budi  tanaman hias selama ini?

Apakah ada kebijakan sekolah yang telah mendukung pegembangan budi tanaman hias bagi murid?

Langkah - langkahnya

  • Observasi kegiatan peduli lingkungan  yang selama ini berjalan.
  • Memberikan pertanyaan- pertanyaan terbuka untuk menggali minat murid pada kegiatan budi daya tanaman hias .
  • Melakukan curah pendapat bersama murid yang mengikuti kegiatan budidaya tanaman hias untuk mengetahui latihan yang telah berjalan selama ini.
  • Melakukan curah pendapat mengenai hal apa saja yang dapat menarik minat mereka dalam kegiatan budidaya lele dan tanaman hias.
  • Modal manusia (murid, rekan guru)
  • Rencana Alokasi waktu 1 minggu
  • Penanggung Jawab CGP

 



G-ali Mimpi

Bagaimana perasaan guru memiliki murid yang berbakat dan mempunyai kemampuan dalam budidaya tanaman hias ?

Apa hal atau sumber daya yang dibayangkan akan tersedia untuk mebuat kegiatan budi daya tanaman hias bisa berjalan dengan optimal?

Langkah - langkahnya

  • Mengajak rekan guru dan murid untuk membuat daftar harapan dan evaluasi mengenai perubahan yang terjadi sebelum dan setelah kegiatan budi daya tanaman hias mulai  rutin dilaksanakan
  • Mengikuti kegiatan di luar sekolah dengan menampilkan mengikuti pameran tanaman hias
  • Melakukan sesi berbagi bersama murid yang mengikuti kegiatan ini untuk saling melengkapi daftar harapan dan evaluasi dari terlaksananya kegiatan budidaya tanaman hias
  • Modal manusia (murid dan rekan guru)
  • Rencana alokasi waktu 1 hari
  • Penanggung Jawab CGP

 

J-abarkan rencana

Apa langkah paling sederhana yang bisa dilakukan?

Apa tindakan/Usaha yang mendukung murid untuk aktif dalam latihan budidaya tanaman hias ini?

Bagaimana mengukur kemajuan dan melanjutkan tindakan?

Langkah - langkahnya

  • Mendiskusikan rancangan seperti jadwal pelaksanaan latihan, absen murid kepada pembimbing ekstra kurikuler budidaya tanaman hias  drumband di sekolah.
  • Mendata sarana prasarana yang ada, yang bagus, dan yang kurang bagus.
  • Membuat catatan perkembangan dan evaluasi program.
  • Membuat kepengurusan program yang terdiri dari ketua, sekretaris, dan penanggung jawab.
  • Mendiskusikan jadwal dan teknis pelaksanaan kegiatan mingguan budi daya dan tanaman hias
  • Modal manusia (murid, dan rekan guru)
  • Modal fisik (sarana dan prasarana budi daya tanaman hias)
  • Modal social (kolaborasi warga sekolah)
  • Rencana waktu 1 minggu
  • Penanggung Jawab CGP

A-tur Eksekusi

Siapa saja yang saya libatkan dalam mewujudkan program ini?

Siapa yang bertanggung jawab memonitor agar kegiatan budidaya tanaman hias ini tetap selalu terlaksana setiap minggunya?

Langkah - langkahnya

  • Menyusun tim pelaksana dari program latihan mingguan kegiatan budidaya tanaman hias
  • Membuat SK tugas Tim pelaksana tanaman hias.
  • Menyusun jadwal pelaksanaan selama 1 semester.
  • Mengkoordinasikan pembagian tugas dalam kepengurusan pelaksanaan dari program kegiatan mingguan budidaya tanaman hias
  • Modal manusia (murid, rekan guru, dan kepala sekolah)
  • Rencana waktu 1 minggu
  • Penanggung Jawab CGP

Langkah – langkah dalam BAGJA tersebut haruslah senantiasa berkesinambungan dan reflektif, sehingga target pengelolaan program yang berdampak pada murid benar – benar dilaksanakan dengan baik dan seoptimal mungkin.