Sabtu, 18 Maret 2023

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 3.3 : Pengelolaan Program yang Berdampak Bagi Murid

 


Jurnal refleksi dwi mingguan modul 3.3 ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan terakhir yang dituliskan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 . Sebagai penghujung jurnal refleksi, maka hal yang dituliskan adalah pengalaman CGP secara umum, dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), baik secara pembelajaran daring (LMS) maupun pembelajaran luring (Pendampingan Individu dan Lokakarya). Pada jurnal refleksi dua mingguan ini, CGP Angkatan 6  mendapatkan  materi tentang penyusunan program yang berdampak pada murid. Materi ini bagi saya selaku CGP ditantang kreatifitasnya dalam membuat program yang tujuannya bagaimana kepemimpinan murid yang berprofil pelajar Pancasila terwujud. Menciptakan pelajar yang mempunyai karakter tersebut, harus diberi pengetahuan dan pemahaman terlebih dulu, kemudian melaksanakan program yang bersifat memberi latihan pada peserta didik secara berulang dan kontinyu yang harapannya dapat menjadi kebiasaan dan budaya positif. Program yang direncanakan dapat dilakukan dalam lingkup kelas maupun sekolah, tergantung kesiapan CGP dalam melaksanakannya. Model penulisan jurnal  modul 3.3 ini menggunakan segitiga Refleksi (Setelah pembelajaran hari ini saya memahami, saya mampu, perasaan saya, dan target saya adalah).



Dalam diri murid-murid kita, pada dasarnya ada yang namanya kepemimpinan murid atau student agency, yaitu sebuah kemampuan atau kompetensi murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan keinginan, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas tertentu, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil dari semaua proses belajarnya, pengertian ini saya peroleh setelah mengikuti pembelajaran dalam modul 3.3 ini.

Selesai mempelajari modul 3.3 ini kemudian saya mencoba untuk membuat gambaran tentang murid – murid saya, saya mengingat-ingat adakah diantara sekian banyak murid-murid saya yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara keseluruhan, sebagian, atau bahkan tidak sama sekali. Ternyata memang ada, sekalipun dalam tiap diri tidak memiliki seluruh kemampuan tersebut, tapi setidaknya ketika dipetakan dalam skala prosentase, ada siswa yang memiiliki kemampuan yang baik da nada pula yang perlu ditingkatkan.  Dan antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki student Agency yang beragam, hal ini terlihat jelas diantaranya  ada salah satu siswa yang mungkin kurang menonjol dalam kompetensi akademiknya  tapi dia memiliki kemampuan untuk berani menyuarakan pendapatnya. Ada yang malu mangungkapkan rasa ingin tahunya sehingga cenderung pasif saat di kelas akan tetapi dia mampu mengarahkan pembelajarannya sendiri sesuai dengan kemampuannya.  Akan tetapi ada juga siswa yang tidak terindikasi bahwa dia memiliki student agency, meskipun saya yakin dia pasti memiliki namun belum bisa tergali dengan baik, mungkin tidak didalam kelas dia menunjukkannya, tapi ketika bersama  kelompoknya atau dalam suasana berbeda, dan itu terlihat ketika mereka berada di luar suasana pembelajaran.

Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah bahwa dalam diri murid-murid kita, memiliki student agency untuk masing – masing murid, meski antara satu murid dengan murid lainnya berbeda kapasitasnya. Peran seorang guru menurut Ki Hadjar Dewantara sebagai seorang tokoh pendidikan di Indonsia mengatakan bahwa maksud pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka mencapai keselamatan dan kebaikan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Tugas kita sebagai pendidik yang mengemban amanah untuk menjalankan pendidikan kepada anak adalah menuntun mereka sesuai kodratnya, dengan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran, sebagaii fasilitator, sebagai motivator, bagaimana kita mampu menuntun murid-murid kita agar kepemimpinan yang ada dalam diri mereka bisa muncul. Tugas kita sebagai guru bagaimana setiap siswa yang belum  atau kurang memiliki student agency bisa memiliki, bisa tumbuh, bagiaman kita sebagai guru mampu menciptakan kesempatan-kesempatan, pemahaman-pemahaman, dan memotivasi agar mereka bisa memiliki atau menampilkan student agency yang ada dalam diri mereka. Atau menampilkan student agency dimanapun mereka berada, saat dibutuhkan, dan dengan siapapun. Bukan hanya ketika berada di antara kelompoknya saja, tapi juga ketika mereka berada di luar kelompok atau komunitasnya. 



Karena pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk kebagahagiaan sebagai manusia, tetapi juga kebahagiaan sebagai anggota masyarakat, karena murid-murid kita, pada akhirnya akan menjadi anggota masyarakat. Dan saat ini, kita sebagai guru sedang berproses mengantarkan mereka untuk menjadi anggota masyrakat yang proaktif dan penuh tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya.

Memberikan kesempatan kepada murid (choice) untuk mengembangkan kapasitasnya dalam mengelola pembelajaran mereka sendiri sehingga potensi kepemimpinannya dapat berkembang dengan baik, dengan cara mulai melibatkan mereka dalam membuat program-program kesiswaan agar berdampak pada murid, mendengarkan suara mereka (voice), melakukan pendampingan kepada murid agar dalam pengembangan potensi kepemimpinan mereka, tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya.

Berlatih untuk mengurangi kontrol kita terhadap murid pada saat ini sangat diperlukan oleh guru Mengurangi kontrol bukan berarti melepaskan mereka begiru saja, tapi kita lebih memberikan kesempatan mereka untuk memilih, mengungkapkan, dan melakukan aktiftas yang melibatkan mereka sendiri, tugas kita sebagai guru adalah memfasilitasi, mendampingi, dan mengawasi. Memberikan mereka kepercayaan dan tanggung jawab agar mereka merasakan kepemilikan atas program atau kegiatan yang akan mereka lakukan (Ownership).

Perasaan saya setelah melakukan pembelajaran hari ini tentu sangat tertantang , bahagia. Tertantang untuk  bisa tahu apa itu kepemimpinan murid dan program yang berdampak positif pada murid, apa yang saya lakukan untuk bisa menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, dan melalui apa saja saya bisa mendorong tumbuh kembang kepemimpinan murid dalam diri murid-murid saya.



Pembelajaran Modul 3.3 ini telah saya pelajari  target saya selanjutnya adalah, saya ingin seluruh murid-murid saya memiliki kepimpinan murid, program-program-program disekolah dapat berjalan dengan baik, pengetahuan yang saya miliki bisa dimiliki rekan-rekan guru lain, sehingga dalam diri mereka tumbuh pemahaman dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang telah saya pelajari dan lakukan, bahkan melakukan daya lenting untuk membawa perubahan positif bagi diri mereka, disekolah mereka, dan pada anak-anak diri mereka. Saya berharap setiap guru akan saling sharing praktik baik untuk ditumbuhkembangkan di sekolah mereka masing-masing.

Pendidikan akan terus berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga guru tidak mungkin diam ditempat jika ingin mengajak murid-muridnya merasakan merdeka belajar di zaman ini.  Guru perlu bergerak sesuai perannya yaitu sebagai agen perubahan, perubahan ke arah positif, perubahan ke arah yang lebih maju, dan berdampak positif bagi murid, yang pada akhirnya akan membawa murid selamat , bahagia dan sejahtera.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar