Oleh : Trubus Kurniawan,S.E
Pada modul 1.3 ini dipelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang
murid impian. Pembelajaran ini dimulai dengan sebuah refleksi pada alur mulai
dari diri sendiri. Disini para peserta
Calon Guru Penggerak Anagkatan 6 diminta untuk menggambarkan bagaimana murid
impiannya di masa depan kurun waktu 5 atau 10 tahun yang akan datang. Momen
yang paling penting dan menantang
serta mencerahkan dalam proses
pembelajaran Modul 1.3 adalah berkenaan dengan pembuatan visi atau mimpi serta
harapan ke depan. Pembentukan sebuah visi perlu sebuah kontemplasi panjang.
Dalam modul ini kita diarahkan untuk menyusun sebuah visi yang tentunya
bertautan dengan visi Pendidikan menurut Ki hadjar Dewantara dan tidak
menyimpang dari peran serta nilai guru penggerak. Selain itu yang paling
menarik adalah bagian penyusunan visi dengan paradigma inkuiri apresiatif yang
merupakan sebuah metode berpikir dengan tolok ukur pemikiran positif dan berfokus
pada kekuatan/asset awal yang dimiliki (asset oriented). Setelahnya itu para
peserta diajak untuk memvisualisaiskan
dalam sebuah sketsa gambaran visi tersebut. Kalimat prakarsa perubahan
merupakan langkah Tindak lanjut setelah menyusun sebuah visi dengan sebuah alat
bantu yang dinamakan A-T-A-P (Aset, Tantangan, Aksi, dan Pembelajaran).
Terakhir para peserta menyusun rancangan visi dan Prakarsa perubahan dalam
sebuah kanvas kebahagiaan yang disebut B-A-G-J-A (Buat pertanyaan, Ambil
pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Dari gambaran murid
impian itu Saya juga menjabarkan menjasi rumusan visi yang saya impikan di
pakai oleh sekolah tentang murid impian yaitu Terwujudnya insan sekolah yang
berkarakter, Mandiri, berprestasi dan berwawasan lingkungan.
Menyusun sebuah visi memerlukan sebuah
pemikiran yang matang karena muara visi merupakan sebuah mimpi dan
harapan akan terwujud dalam sebuah Tindakan nyata. Senang sekali pada saat
membuat Alur BAGJA karena tergambar jelas bagaimana perjuangan untuk mewujudkan
visi sebagai guru Penggerak. Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang
paling ditunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman CGP
yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari Inu Haryanti sebagai fasilitator . Pada sesi
diskusi kelompok, kelompok kami memaparkan Visi yang dibuat, disini dijelaskan mengapa visi
tersebut dianggap penting dan apa alasan
Visi tersebut dibuat. Pada visi tersebut kelompok kami berusaha menjelaskan gambaran bahwa setiap
anak yang terlahir ke dunia ini memiliki kelebihan dibalik segala kekurangan
yang tampak oleh mata dan tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala
potensi yang ada pada anak tersebut bukan sesuai dengan keinginan kita . Ada
nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam visi yaitu mewujudkan profil pelajar
Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan prakarsa
perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan dengan menggunakan model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan
BAGJA. Adapun Prakarsa perubahan yang dipilih adalah mewujudkan pembelajaran
IPS yang menyenangkan dengan penanaman dimensi kemandirian menuju siswa yang
mampu berwirausaha. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratif
berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan serta membawa perbaikan
dalam suatu sistem misalnya
di sekolah dan dalam lingkup kecil yaitu di kelas. Manajemen
perubahan yang saya lakukan adalah dengan menyusun tindakan menggunakan Tahapan
BAGJA dengan berbasis
kekuatan atau potensi yang ada.
Perjuangan meraih mimpi melalui
sebuah visi dan prakarsa perubahan tidak bisa begitu saja terwujud. Hadirnya
berbagai tantangan dan hambatan mesti akan mewarnai perjalanan perjuangan
mencapai visi tersebut. Langkah pertama untuk mengantisipasinya adalah dengan menguatkan fondasi mental yang kokoh.
Dengan berusaha sekuat tenaga
mengerahkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal untuk harapan suatu hari visi tersebut terwujud
dengan optimal. Teladan bagi murid dan bisa berkolaborasi dengan rekan kerja
menjadi kata kunci kesuksesan pencapaian visi tersebut.
Pada bagian Ruang Kolaborasi yang
dipandu oleh Instruktur Ibu Murwati Widiastuti, di tampilakan sebuah film yang
cukup inspiratif. Film tersebut bercerita
tentang keberanian anak kecil untuk turun langsung mengatasi pohon yang
tumbang di tengah jalan. Cerita yang
sangat luar biasa tersebut telah menjadi inspirasi, bahwa untuk melakukan
perubahan dan mengajak orang untuk bergerak harus berani memberi contoh dengan
tindakan nyata sehingga mampu memberi
pengaruh buat orang orang di sekitar tergerak melakukan perubahan .
Perubahan dalam cara mendidik, perubahan dalam mengelola kelas, perubahan dalam
memandang murid dan lain sebagainya. Bergerak menjadi pelopor perubahan dari
hal terkecil sehingga orang lain agar ikut tergerak untuk melakukan perubahan
bersama-sama. Melakukan pembiasaan positif, pembelajaran yang menyenangkan dan
melatih kemandirian menjadi salah satu hal yang harus dilakukan untuk
mewujudkan prakarsa perubahan.
Materi dalam modul 1.3 ini berkait
erat dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat alam
dan Kodrat zaman, kemudian sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak .
Merupakan satu rangkaian yang luar biasa sekali dan banyak sekali manfaatnya
untuk mewujudkan merdeka Belajar.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar