Senin, 10 Oktober 2022

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Pendidikan Guru Penggerak Modul 1.3 Visi Guru Penggerak

 

Oleh : Trubus Kurniawan,S.E

 

Kemandirian siswa

Pada modul 1.3 ini dipelajari tentang bagaimana membuat gambaran tentang murid impian. Pembelajaran ini dimulai dengan sebuah refleksi pada alur mulai dari diri sendiri.  Disini para peserta Calon Guru Penggerak Anagkatan 6 diminta untuk menggambarkan bagaimana murid impiannya di masa depan kurun waktu 5 atau 10 tahun yang akan datang. Momen yang paling penting dan  menantang serta  mencerahkan dalam proses pembelajaran Modul 1.3 adalah berkenaan dengan pembuatan visi atau mimpi serta harapan ke depan. Pembentukan sebuah visi perlu sebuah kontemplasi panjang. Dalam modul ini kita diarahkan untuk menyusun sebuah visi yang tentunya bertautan dengan visi Pendidikan menurut Ki hadjar Dewantara dan tidak menyimpang dari peran serta nilai guru penggerak. Selain itu yang paling menarik adalah bagian penyusunan visi dengan paradigma inkuiri apresiatif yang merupakan sebuah metode berpikir dengan tolok ukur pemikiran positif dan berfokus pada kekuatan/asset awal yang dimiliki (asset oriented). Setelahnya itu para peserta  diajak untuk memvisualisaiskan dalam sebuah sketsa gambaran visi tersebut. Kalimat prakarsa perubahan merupakan langkah Tindak lanjut setelah menyusun sebuah visi dengan sebuah alat bantu yang dinamakan A-T-A-P (Aset, Tantangan, Aksi, dan Pembelajaran). Terakhir para peserta menyusun rancangan visi dan Prakarsa perubahan dalam sebuah kanvas kebahagiaan yang disebut B-A-G-J-A (Buat pertanyaan, Ambil pelajaran, Gali mimpi, Jabarkan rencana, Atur eksekusi). Dari gambaran murid impian itu Saya juga menjabarkan menjasi rumusan visi yang saya impikan di pakai oleh sekolah tentang murid impian yaitu Terwujudnya insan sekolah yang berkarakter, Mandiri, berprestasi dan berwawasan lingkungan.



Menyusun sebuah visi memerlukan sebuah  pemikiran yang matang karena muara visi merupakan sebuah mimpi dan harapan akan terwujud dalam sebuah Tindakan nyata. Senang sekali pada saat membuat Alur BAGJA karena tergambar jelas bagaimana perjuangan untuk mewujudkan visi sebagai guru Penggerak. Ruang kolaborasi adalah salah satu alur yang paling ditunggu-tunggu karena saya dapat bertatap muka dengan teman-teman CGP yang lainnya dan tentunya mendapat motivasi dari  Inu Haryanti sebagai fasilitator . Pada sesi diskusi kelompok, kelompok kami memaparkan Visi yang  dibuat, disini dijelaskan mengapa visi tersebut  dianggap penting dan apa alasan Visi tersebut dibuat. Pada visi tersebut kelompok kami  berusaha menjelaskan gambaran bahwa setiap anak yang terlahir ke dunia ini memiliki kelebihan dibalik segala kekurangan yang tampak oleh mata dan tugas kita sebagai guru adalah menuntun segala potensi yang ada pada anak tersebut bukan sesuai dengan keinginan kita . Ada nilai-nilai kebajikan yang termuat dalam visi yaitu mewujudkan profil pelajar Pancasila. Pastinya untuk mewujudkan visi tersebut diperlukan prakarsa perubahan dan dirancang suatu tindakan perubahan dengan menggunakan  model inkuiri apresiatif (IA) dengan tahapan BAGJA. Adapun Prakarsa perubahan yang dipilih adalah mewujudkan pembelajaran IPS yang menyenangkan dengan penanaman dimensi kemandirian menuju siswa yang mampu berwirausaha. Inkuiri Apresiatif (IA) merupakan pendekatan kolaboratif berbasis kekuatan yang bertujuan untuk melakukan perubahan serta membawa perbaikan dalam suatu sistem misalnya di sekolah dan  dalam lingkup kecil yaitu di kelas. Manajemen perubahan yang saya lakukan adalah dengan menyusun tindakan menggunakan Tahapan BAGJA dengan berbasis kekuatan atau potensi yang ada.

Perjuangan meraih mimpi melalui sebuah visi dan prakarsa perubahan tidak bisa begitu saja terwujud. Hadirnya berbagai tantangan dan hambatan mesti akan mewarnai perjalanan perjuangan mencapai visi tersebut. Langkah pertama untuk mengantisipasinya adalah dengan  menguatkan fondasi mental yang kokoh. Dengan  berusaha sekuat tenaga mengerahkan kemampuan yang dimiliki secara maksimal untuk  harapan suatu hari visi tersebut terwujud dengan optimal. Teladan bagi murid dan bisa berkolaborasi dengan rekan kerja menjadi kata kunci kesuksesan pencapaian visi tersebut.



Pada bagian Ruang Kolaborasi yang dipandu oleh Instruktur Ibu Murwati Widiastuti, di tampilakan sebuah film yang cukup inspiratif. Film tersebut bercerita  tentang keberanian anak kecil untuk turun langsung mengatasi pohon yang tumbang di tengah jalan.  Cerita yang sangat luar biasa tersebut telah menjadi inspirasi, bahwa untuk melakukan perubahan dan mengajak orang untuk bergerak harus berani memberi contoh dengan tindakan nyata sehingga mampu memberi  pengaruh buat orang orang di sekitar tergerak melakukan perubahan . Perubahan dalam cara mendidik, perubahan dalam mengelola kelas, perubahan dalam memandang murid dan lain sebagainya. Bergerak menjadi pelopor perubahan dari hal terkecil sehingga orang lain agar ikut tergerak untuk melakukan perubahan bersama-sama. Melakukan pembiasaan positif, pembelajaran yang menyenangkan dan melatih kemandirian menjadi salah satu hal yang harus dilakukan untuk mewujudkan prakarsa perubahan.



Materi dalam modul 1.3 ini berkait erat dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara tentang kodrat alam dan Kodrat zaman, kemudian sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak . Merupakan satu rangkaian yang luar biasa sekali dan banyak sekali manfaatnya untuk mewujudkan merdeka Belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar