Jurnal
refleksi dwi mingguan modul 3.3 ini adalah jurnal refleksi dwi mingguan
terakhir yang dituliskan oleh Calon Guru Penggerak (CGP) angkatan 6 . Sebagai
penghujung jurnal refleksi, maka hal yang dituliskan adalah pengalaman CGP
secara umum, dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP), baik
secara pembelajaran daring (LMS) maupun pembelajaran luring (Pendampingan
Individu dan Lokakarya). Pada jurnal refleksi dua mingguan ini, CGP Angkatan 6 mendapatkan
materi tentang penyusunan program yang berdampak pada murid. Materi ini
bagi saya selaku CGP ditantang kreatifitasnya dalam membuat program yang
tujuannya bagaimana kepemimpinan murid yang berprofil pelajar Pancasila
terwujud. Menciptakan pelajar yang mempunyai karakter tersebut, harus diberi
pengetahuan dan pemahaman terlebih dulu, kemudian melaksanakan program yang
bersifat memberi latihan pada peserta didik secara berulang dan kontinyu yang
harapannya dapat menjadi kebiasaan dan budaya positif. Program yang
direncanakan dapat dilakukan dalam lingkup kelas maupun sekolah, tergantung
kesiapan CGP dalam melaksanakannya. Model penulisan jurnal modul 3.3 ini menggunakan segitiga Refleksi
(Setelah pembelajaran hari ini saya memahami, saya mampu, perasaan saya, dan
target saya adalah).
Dalam
diri murid-murid kita, pada dasarnya ada yang namanya kepemimpinan murid atau
student agency, yaitu sebuah kemampuan atau kompetensi murid untuk mengarahkan
pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini,
mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan keinginan, berpartisipasi dan
berkontribusi pada komunitas tertentu, mengkomunikasikan pemahaman mereka
kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil dari semaua
proses belajarnya, pengertian ini saya peroleh setelah mengikuti pembelajaran
dalam modul 3.3 ini.
Selesai
mempelajari modul 3.3 ini kemudian saya mencoba untuk membuat gambaran tentang
murid – murid saya, saya mengingat-ingat adakah diantara sekian banyak
murid-murid saya yang memiliki kemampuan-kemampuan tersebut, baik secara
keseluruhan, sebagian, atau bahkan tidak sama sekali. Ternyata memang ada,
sekalipun dalam tiap diri tidak memiliki seluruh kemampuan tersebut, tapi setidaknya
ketika dipetakan dalam skala prosentase, ada siswa yang memiiliki kemampuan
yang baik da nada pula yang perlu ditingkatkan. Dan antara satu siswa dengan siswa lainnya
memiliki student Agency yang beragam, hal ini terlihat jelas diantaranya ada salah satu siswa yang mungkin kurang
menonjol dalam kompetensi akademiknya tapi dia memiliki kemampuan untuk berani
menyuarakan pendapatnya. Ada yang malu mangungkapkan rasa ingin tahunya
sehingga cenderung pasif saat di kelas akan tetapi dia mampu mengarahkan
pembelajarannya sendiri sesuai dengan kemampuannya. Akan tetapi ada juga
siswa yang tidak terindikasi bahwa dia memiliki student agency, meskipun saya
yakin dia pasti memiliki namun belum bisa tergali dengan baik, mungkin tidak
didalam kelas dia menunjukkannya, tapi ketika bersama kelompoknya atau
dalam suasana berbeda, dan itu terlihat ketika mereka berada di luar suasana
pembelajaran.
Kesimpulan
dari penjelasan diatas adalah bahwa dalam diri murid-murid kita, memiliki
student agency untuk masing – masing murid, meski antara satu murid dengan
murid lainnya berbeda kapasitasnya. Peran seorang guru menurut Ki Hadjar
Dewantara sebagai seorang tokoh pendidikan di Indonsia mengatakan bahwa maksud
pendidikan menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar mereka mencapai
keselamatan dan kebaikan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun
sebagai anggota masyarakat. Tugas kita sebagai pendidik yang mengemban amanah
untuk menjalankan pendidikan kepada anak adalah menuntun mereka sesuai
kodratnya, dengan peran kita sebagai pemimpin pembelajaran, sebagaii
fasilitator, sebagai motivator, bagaimana kita mampu menuntun murid-murid kita
agar kepemimpinan yang ada dalam diri mereka bisa muncul. Tugas kita sebagai
guru bagaimana setiap siswa yang belum atau kurang memiliki student
agency bisa memiliki, bisa tumbuh, bagiaman kita sebagai guru mampu menciptakan
kesempatan-kesempatan, pemahaman-pemahaman, dan memotivasi agar mereka bisa
memiliki atau menampilkan student agency yang ada dalam diri mereka. Atau
menampilkan student agency dimanapun mereka berada, saat dibutuhkan, dan dengan
siapapun. Bukan hanya ketika berada di antara kelompoknya saja, tapi juga
ketika mereka berada di luar kelompok atau komunitasnya.
Karena
pendidikan tidak hanya mempersiapkan siswa untuk kebagahagiaan sebagai manusia,
tetapi juga kebahagiaan sebagai anggota masyarakat, karena murid-murid kita,
pada akhirnya akan menjadi anggota masyarakat. Dan saat ini, kita sebagai guru
sedang berproses mengantarkan mereka untuk menjadi anggota masyrakat yang proaktif
dan penuh tanggung jawab terhadap hak dan kewajibannya.
Memberikan
kesempatan kepada murid (choice) untuk mengembangkan kapasitasnya dalam
mengelola pembelajaran mereka sendiri sehingga potensi kepemimpinannya dapat
berkembang dengan baik, dengan cara mulai melibatkan mereka dalam membuat
program-program kesiswaan agar berdampak pada murid, mendengarkan suara mereka
(voice), melakukan pendampingan kepada murid agar dalam pengembangan potensi
kepemimpinan mereka, tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya.
Berlatih
untuk mengurangi kontrol kita terhadap murid pada saat ini sangat diperlukan
oleh guru Mengurangi kontrol bukan berarti melepaskan mereka begiru saja, tapi
kita lebih memberikan kesempatan mereka untuk memilih, mengungkapkan, dan
melakukan aktiftas yang melibatkan mereka sendiri, tugas kita sebagai guru
adalah memfasilitasi, mendampingi, dan mengawasi. Memberikan mereka kepercayaan
dan tanggung jawab agar mereka merasakan kepemilikan atas program atau kegiatan
yang akan mereka lakukan (Ownership).
Perasaan
saya setelah melakukan pembelajaran hari ini tentu sangat tertantang ,
bahagia. Tertantang untuk bisa tahu apa
itu kepemimpinan murid dan program yang berdampak positif pada murid, apa yang
saya lakukan untuk bisa menumbuh kembangkan kepemimpinan murid, dan melalui apa
saja saya bisa mendorong tumbuh kembang kepemimpinan murid dalam diri
murid-murid saya.
Pembelajaran
Modul 3.3 ini telah saya pelajari target
saya selanjutnya adalah, saya ingin seluruh murid-murid saya memiliki
kepimpinan murid, program-program-program disekolah dapat berjalan dengan baik,
pengetahuan yang saya miliki bisa dimiliki rekan-rekan guru lain, sehingga
dalam diri mereka tumbuh pemahaman dan motivasi untuk melakukan hal-hal yang
telah saya pelajari dan lakukan, bahkan melakukan daya lenting untuk membawa
perubahan positif bagi diri mereka, disekolah mereka, dan pada anak-anak diri
mereka. Saya berharap setiap guru akan saling sharing praktik baik untuk
ditumbuhkembangkan di sekolah mereka masing-masing.
Pendidikan
akan terus berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman sehingga guru tidak
mungkin diam ditempat jika ingin mengajak murid-muridnya merasakan merdeka
belajar di zaman ini. Guru perlu bergerak sesuai perannya yaitu sebagai
agen perubahan, perubahan ke arah positif, perubahan ke arah yang lebih maju, dan
berdampak positif bagi murid, yang pada akhirnya akan membawa murid selamat ,
bahagia dan sejahtera.
.jpeg)

.png)



.jpeg)
.png)


.jpeg)

.jpeg)
.jpeg)