Rabu, 07 September 2022

Membumikan Konsep Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara

 Membumikan Konsep Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara

Gambar anak belajar 


Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangunkarso, Tut Wuri Handayani, Filososofi Pendidikan yang saya yakin semua orang pernah yang bergelut di dunia pendidikan pernah membaca, menghapal dan mengetahui nya. Berbicara tentang pendidikan di Indonesia , tentu tidak akan terlepas dari filosofi pendidikan ini,filosofi pendidikan  yang  dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara  menjadi semboyan bagi gerak langkah pendidikan Indonesia. Filosofi yang sangat mempunyai arti sebagai guru ketika berada di depan, guru harus bisa memberikan teladan (Ing Ngarso Sung Tulodo). Ketika berada ditengah,seorang guru harus bisa membangun sebuah tekad dan kemauan termasuk memberikan inspirasi dan semangat (Ing Madyo Mangun Karso). Dan ketika berada di belakang seorang guru diharuskan bisa memberikan dorongan serta motivasi kepada para anak didik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan potensial yang telah Tuhan titipkan pada diri anak didik (Tut Wuri Handayani).

Ki Hadjar Dewantara


Ki Hajar Dewantara mengartikan Pendidikan itu sebagai tuntunan, banyak orang menganggap pendidikan itu mengisi peserta didik, padahal sebenarnya pendidikan itu menuntun peserta didik. Peserta didik  memilki potensi perkembangan ada pada dirinya peserta didik itu sendiri. Guru hanya menuntun, supaya siswa bisa merubah menjadi cerdas, melatihnya dan tidak merasa sombong. Bukan guru  yang membuat peserta didik mengerti akan dirinya, sebenarnya peserta didk sudah memiliki potensi, sudah memiliki kemampuan untuk menjadi lebih baik.  Peran guru hanya menuntun, menuntun sesuai dengan  kodrat yang ada pada diri siswa-siswi, agar menjadikan mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat bisa menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai dengan lingkungan dan zaman yang terus berkembang. Pendidikan itu menuntun, membangkitkan potensi anak sehingga dia menjadi manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia.

Ki Hadjar Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Menurut beliau,Pendidikan bertujuan untuk membentuk peserta didik sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Ibarat bibit dan buah. Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedang Pengajaran adalah memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin.

Belajar sesuai kodrat alam


Sebagai seorang guru, kadang penulis merasa jauh sekali dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, memaksakan kehendak untuk mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum yang ada, seakan merasa paling menguasai materi dan peserta didik dianggap gelas kosong dan hanya diri kita yang mengisinya serta pembelajaran yang hanya terfokus pada guru saja mewarnai perjalanan sya selama ini menjadi seorang guru. Belum lagi kondisi rata rata sekolah dimana saya pernah mengajar masih mengejar tuntutan nilai akademik semata. Dari hal tersebut yang menjadikan bakat, potensi pesrta didik menjadi sedikit terabaikan sehingga banyak menimbulkan masalah dan kurang tergalinya potensi dari peserta didik tersebut. Terkadang guru juga masih berkutat pada penyelesaian administrasi semata,sehingga tidak mendalami segala permasalahan yang ada pada peserta didik. Proses pembelajaran menjadi monoton, target penyelesaian materi masih menjadi sesuatu hal yang harus di kejar tanpa tahu kondisi peserta didik.

Mempelajari konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara mulai membuka kesadaran penuh, bahwa proses belajar yang menuntun, belajar sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dengan menggali segala potensi peserta didik yang berbeda dengan penuh tanggung jawab, ikhlas sabar dan menjadi tauladan dengan memotivasi sepertinya sudah selayaknya dilakukan.

Pengembangan potensi anak


Mengenal anak yang mempunyai potensi masing masing yang tidak sama , menjadi motivasi agar mereka bisa mengoptimalkan potensi yang di anugerahkan oleh Tuhan dengan bimbingan, tuntunan oleh seorang guru dengan ikhlas dan sabar sehingga mempunyai manfaat bagi perkembangan peserta didik agar mencapai kebahagiaan, kebermanfaatan yang setinggi tingginya. Memberi kebebasan yang tertuntun menjadikan ekspresi anak bisa tersalurkan denga arahan dan bimbingan dari guru.

Sistem among yang tidak menghendaki paksaan paksaan dalam proses pembelajaran  melainkan tuntunan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang untuk mencapai kebahagiaan  benar benar menjadi bahan refleksi bagi guru tentang apa yang pernah dilakukannya saat ini .  

Konsep filosofis pendidikan Ki Hadjar Dewantara masih sangat relevan di pergunakan pada Abad 21 ini , karena pada zaman ini sikap, akhlak,budi pekerti harus kita bekali kepada peserta didik. Kodrat anak yang bermain dengan penuh kegembiraan tidak boleh di kaburkan dalam dunia pendidikan, karena bisa menjauhkan mereka dari kodrat alam yang ada. Tak kalah pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dengan memerdekakan anak untuk senantiasa belajar sesuai kodrat alam dan zamannya sangat tepat dilakukan saat ini.

Sudah saatnya perubahan di dunia pendidikan harus diawali oleh guru, ketika guru mulai sadar, memahami,  dan punya keinginan untuk bergerak menjadi agen perubahan sesuai Semboyan yang telah lama dikenal di dunia Pendidikan . Semboyan bukan hanya sebuah slogan yang di hapalkan dan di baca saja seperti selama ini ada, tapi perlu dihayati dan diamalkan dengan langkah nyata dan konkrit. Menjadi Pekerjaan Rumah yang besar bagi para pendidik, bahwa Proses pendidikan haruslah memanusiakan manusia sesuai kodrat alam dan kodrat zaman agar cita cita pendidikan bisa terwujud dengan baik sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang sedemikian cepat berkembang.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar