Membumikan Konsep Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara
![]() |
| Gambar anak belajar |
Ing Ngarso
Sung Tulodho, Ing Madyo Mangunkarso, Tut Wuri Handayani, Filososofi Pendidikan
yang saya yakin semua orang pernah yang bergelut di dunia pendidikan pernah
membaca, menghapal dan mengetahui nya. Berbicara tentang pendidikan di
Indonesia , tentu tidak akan terlepas dari filosofi pendidikan ini,filosofi
pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi semboyan bagi gerak langkah pendidikan
Indonesia. Filosofi yang sangat mempunyai arti sebagai guru ketika berada di
depan, guru harus bisa memberikan teladan (Ing Ngarso Sung Tulodo). Ketika
berada ditengah,seorang guru harus bisa membangun sebuah tekad dan kemauan
termasuk memberikan inspirasi dan semangat (Ing Madyo Mangun Karso). Dan ketika
berada di belakang seorang guru diharuskan bisa memberikan dorongan serta
motivasi kepada para anak didik dalam mengembangkan bakat dan kemampuan
potensial yang telah Tuhan titipkan pada diri anak didik (Tut Wuri Handayani).
![]() |
| Ki Hadjar Dewantara |
Ki Hajar
Dewantara mengartikan Pendidikan itu sebagai tuntunan, banyak orang menganggap
pendidikan itu mengisi peserta didik, padahal sebenarnya pendidikan itu
menuntun peserta didik. Peserta didik memilki
potensi perkembangan ada pada dirinya peserta didik itu sendiri. Guru hanya menuntun,
supaya siswa bisa merubah menjadi cerdas, melatihnya dan tidak merasa sombong.
Bukan guru yang membuat peserta didik mengerti
akan dirinya, sebenarnya peserta didk sudah memiliki potensi, sudah memiliki
kemampuan untuk menjadi lebih baik. Peran guru hanya menuntun, menuntun
sesuai dengan kodrat yang ada pada diri siswa-siswi,
agar menjadikan mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat bisa menggapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai dengan lingkungan dan
zaman yang terus berkembang. Pendidikan itu menuntun, membangkitkan potensi anak
sehingga dia menjadi manusia seutuhnya yang selamat dan bahagia.
Ki Hadjar
Dewantara membedakan antara pendidikan dan pengajaran. Menurut beliau,Pendidikan
bertujuan untuk membentuk peserta didik sebagai manusia dan sebagai anggota
masyarakat agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Ibarat bibit dan buah. Pendidik adalah petani yang akan
merawat bibit, namun petani tidak mungkin mengubah bibit mangga menjadi berbuah
anggur. Itulah kodrat alam atau dasar yang harus diperhatikan dalam Pendidikan
dan itu diluar kecakapan dan kehendak kaum pendidik. Sedang Pengajaran adalah
memberi ilmu atau pengetahuan agar bermanfaat bagi kehidupan lahir dan batin.
![]() |
| Belajar sesuai kodrat alam |
Sebagai seorang guru, kadang penulis
merasa jauh sekali dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara,
memaksakan kehendak untuk mencapai nilai sesuai Kriteria Ketuntasan Minimum
yang ada, seakan merasa paling menguasai materi dan peserta didik dianggap
gelas kosong dan hanya diri kita yang mengisinya serta pembelajaran yang hanya
terfokus pada guru saja mewarnai perjalanan sya selama ini menjadi seorang
guru. Belum lagi kondisi rata rata sekolah dimana saya pernah mengajar masih
mengejar tuntutan nilai akademik semata. Dari hal tersebut yang menjadikan
bakat, potensi pesrta didik menjadi sedikit terabaikan sehingga banyak menimbulkan
masalah dan kurang tergalinya potensi dari peserta didik tersebut. Terkadang
guru juga masih berkutat pada penyelesaian administrasi semata,sehingga tidak
mendalami segala permasalahan yang ada pada peserta didik. Proses pembelajaran
menjadi monoton, target penyelesaian materi masih menjadi sesuatu hal yang
harus di kejar tanpa tahu kondisi peserta didik.
Mempelajari konsep pendidikan menurut Ki
Hadjar Dewantara mulai membuka kesadaran penuh, bahwa proses belajar yang menuntun,
belajar sesuai kodrat alam dan kodrat zaman dengan menggali segala potensi
peserta didik yang berbeda dengan penuh tanggung jawab, ikhlas sabar dan
menjadi tauladan dengan memotivasi sepertinya sudah selayaknya dilakukan.
![]() |
| Pengembangan potensi anak |
Mengenal anak yang mempunyai potensi
masing masing yang tidak sama , menjadi motivasi agar mereka bisa
mengoptimalkan potensi yang di anugerahkan oleh Tuhan dengan bimbingan, tuntunan
oleh seorang guru dengan ikhlas dan sabar sehingga mempunyai manfaat bagi
perkembangan peserta didik agar mencapai kebahagiaan, kebermanfaatan yang
setinggi tingginya. Memberi kebebasan yang tertuntun menjadikan ekspresi anak
bisa tersalurkan denga arahan dan bimbingan dari guru.
Sistem among yang tidak menghendaki paksaan
paksaan dalam proses pembelajaran melainkan
tuntunan bagi anak untuk tumbuh dan berkembang untuk mencapai kebahagiaan benar benar menjadi bahan refleksi bagi guru
tentang apa yang pernah dilakukannya saat ini .
Konsep filosofis pendidikan Ki Hadjar
Dewantara masih sangat relevan di pergunakan pada Abad 21 ini , karena pada
zaman ini sikap, akhlak,budi pekerti harus kita bekali kepada peserta didik. Kodrat
anak yang bermain dengan penuh kegembiraan tidak boleh di kaburkan dalam dunia
pendidikan, karena bisa menjauhkan mereka dari kodrat alam yang ada. Tak kalah
pentingnya pembelajaran berdiferensiasi dengan memerdekakan anak untuk senantiasa
belajar sesuai kodrat alam dan zamannya sangat tepat dilakukan saat ini.
Sudah saatnya perubahan di dunia
pendidikan harus diawali oleh guru, ketika guru mulai sadar, memahami, dan punya keinginan untuk bergerak menjadi
agen perubahan sesuai Semboyan yang telah lama dikenal di dunia Pendidikan .
Semboyan bukan hanya sebuah slogan yang di hapalkan dan di baca saja seperti
selama ini ada, tapi perlu dihayati dan diamalkan dengan langkah nyata dan
konkrit. Menjadi Pekerjaan Rumah yang besar bagi para pendidik, bahwa Proses
pendidikan haruslah memanusiakan manusia sesuai kodrat alam dan kodrat zaman
agar cita cita pendidikan bisa terwujud dengan baik sehingga mampu menjawab
tantangan zaman yang sedemikian cepat berkembang.
.jpg)

.jpg)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar