Kamis, 03 September 2020

Dinamika Kependudukan Indonesia ( Materi Kelas 7 )

Manusia hidup dalam ruang yaitu di bumi telah mengaami perkembangan penduduk atau disebut dinamika kependudukan, mengenai dinamika kependudukan Indonesia akan di uraikan secara rinci berikut ini.




Dinamika Kependudukan Indonesia
Manusia hidup dalam ruang yaitu di bumi telah mengaami perkembangan penduduk atau disebut dinamika kependudukan, mengenai dinamika kependudukan Indonesia akan di uraikan secara rinci berikut ini.

1. Jumlah Penduduk
Negara Indonesia memiliki jumlah penduduk yang sangat besar. Berdasarkan Data Kependudukan Dunia tahun 2015, jumlah penduduk Indonesia menempati urutan keempat di dunia yaitu dengan jumlah 256 juta jiwa. Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu sebagai berikut.

a. Kelahiran (natalitas)

Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi-bayi yang yang meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.

1) Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas)

Penunjang Kelahiran antara lain sebagai berikut.

a) Menikah usia muda

b) Pandangan “banyak anak banyak rezeki”

c) Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah

d) Anak merupakan penentu status social

e) Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

2) Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas)

Penghambat Kelahiran antara lain sebagai berikut/

a) Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)

b) Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan

c) Semakin banyak wanita karir

3) Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR)

Penggolongan angka kelahiran kasar antara lain sebagi berikut.

a) Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk

b) Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk

c) Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk.

b. Kematian (mortalitas)

Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death rate) dan tingkat kematian khusus(age specific death rate). Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut. Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan. Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah sebagai berikut.

1) Penunjang Kematian (Pro Mortalitas)

Penunjang Kematian antara lain sebgai berikut.

a) Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan

b) Fasilitas kesehatan yang belum memadai

c) Keadaan gizi penduduk yang rendah

d) Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir

e) Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

2) Penghambat Kematian (Anti Mortalitas)

Penghambat Kematian antara lain sebgai berikut.

a) Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan

b) Fasilitas kesehatan yang memadai

c) Meningkatnya keadaan gizi penduduk

d) Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan

3) Penggolongan angka kelahiran kasar

Penggolongan angka kelahiran kasar yaitu sebagai berikut.

a) Angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk

b) Angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk

c) Angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk.

c. Migrasi (perpindahan)

Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan. Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut. Dalam proses migrasi penduduk yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke daerah lain yaitu factor persediaan sumber daya alam, factor lingkungan social budaya, factor potensi ekonomi. Dengan mengetahui factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari akibat negative.

Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat dari bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua pada wilayah yang bersangkutan.

Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk pyramida yang berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida stasioner, dan piramida penduduk tua.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional, dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.Jenis-jenis Migrasi dapat dibedakan sebagai berikut:

1) Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.

a) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran

b) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigrant

c) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

2) Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara.

a) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.

b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan nama kolonisasi.

(1) Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu, seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan proyek

(2) Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang atas kemauan dan biaya sendiri

(3) Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam propinsi atau pulau yang sama

(4) Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah

(5) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

 


 

Gambar: Transmigrasi sebagai upaya pemerataan penduduk

Sumber: http://sinarharapan.net/wp-content/uploads/2016/04/transmigrasi.jpg

 

2. Persebaran Penduduk
Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya. Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawa dapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah ter sebut dalam mendukung kehidupan.Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua yaitu, persebaran penduduk berdasarkan geografis yaitu karakteristik penduduk menurut batas batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya danpersebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan yaitu karakteristik penduduk menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.

a. Kepadatan Penduduk

Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah daratan Indonesia. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas tertentu. Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam. Berikut adalah tiga macam kepadatan penduduk.

1) Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.

2) Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian.

3) Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.

Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja, stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.

Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan pembangunan di tiap-tiap daerah.

Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Keadaan demikian tentunya sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau Jawa, antara lain karena pulau Jawa:

1) Sebagai pusat pemerintahan.

2) Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.

3) Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia lapangan kerja.

4) Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.

5) Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar.

b. Faktor Penyebab Persebaran Penduduk

Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatuwilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang menunjukkan jumlah rata-ratap penduduk pada setiap Km2 pada suatu wilayah negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut.

1) Faktor Fisiografis

Kenampakan fisik suatu wilayah sangat memengaruhi terhadap kepadatan penduduk. Setiap orang pasti akan memilih daerah yang memiliki sumber air yang baik, daerahnya datar, tanahnya subur dan lainnya.Selain itu kondisi cuaca dan iklim juga sangat memengaruhi aglomerasi penduduk. Daerah yang cuacanya hangat dan anomalinya relatif stabil lebih memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat tinggal.

2) Faktor Biologis

Tingkat pertumbuhan penduduk suatu wilayah berbeda beda. Angka fertilitas yang tinggi dibanding mortalitas akan membuat suatu wilayah semakin padat.

3) Faktor Kebudayaan dan Teknologi

Perubahan pola fikir masyarakat mengakibatkan berkembangnya kondisi fisik suatu wilayah. Hal tersebut akan menjadi magnet bagi masyarakat di luar untuk datang dan mengadu nasib di wilayah tersebut.  

4) Faktor ekonomi

Daerah yang pembangunannya sangat pesat akan menarik kaum urban untuk datang dan berkerja disana. Berbagai peluang kerja yang banyak akhirnya mendorong kepadatan penduduk di kota besar seperti Jakarta.

5) Faktor kesalahan tata ruang kota

Pembangunan saat ini lebih mengarah pada urban oriented dibanding rural oriented, sehingga pertumbuhan penduduk lebih besar di kota besar, sedangkan wilayah pedesaan menjadi tidak berkembang. Ha tersebut berdampak pada arus urbanisasi yang besar dan desa menjadi kekurangan penduduk.

Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :

1) Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah

2) Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau belum yang bersifat menonitor.

3) Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan daerah lain disekitarnya.

4) Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan, dimana budaya timbul pada penduduk yang padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi.

Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan adalah:

1) terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang

2) terjadi kekeringan

3) tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi

Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama. Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggidibandingkan dengan pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampau dapat berakibat pada terjadinya tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah tersebut dalam mendukung kehidupan.Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:

1) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk, karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.

2) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal

3) Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat banyak bertempat tinggal di daerah datar

4) Sumber air

5) Perhubungan atau transportasi

c. Dampak Persebaran Penduduk yang Tidak Merata

Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas wilayahnya terbatas.  Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak buruk terhadap lingkungan hidup seperti:

1) Munculnya permukiman liar

2) Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.

3) Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.

4) Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan lain-lain.

 

3. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah penyusunan atau pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertantu. Adapun kriteria yang digunakan antara lain kriteria usia dan jenis kelamin, angkatan kerja, dan rasio ketergantungan. Berikut adalah macam-macam bentuk piramida penduduk.

a. Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dibentuk piramida penduduk, yaitu grafik balok yang dibuat secara horizontal untuk membandingkan penduduk laki-laki dan perempuan.

1) Piramida Penduduk Muda (Expansive)

Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, makin ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian.

2) Pirmida Penduduk dewasa/Tetap (Stationer)

Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal itu menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa.

3) Piramida Penduduk Tua (Constrictive)

Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian, sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.


 

Gambar: Aneka jenis piramida penduduk

Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgewm3kTqX6VRY1MDgZq5C8mke8bhvOwzL8tQ2-EPD_4K1nJ1Eve56pbwQ0frV28nrXnccq5U0wUNAq5zFkhr2SbNV0FIm10xpCRUmKZfoDGna65QW0987Rew299xvgQn_EQxDk37NDh1A/s1600/juk.jpg

 

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan

Komposisi penduduk berdasarkan pekerjaan didasarkan pada kegiatan ekonomi atau jenis usaha yang digeluti masyarakat. Persentase penduduk di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia yang bekerja di bidang pertanian lebih besar dibandingkan yang bekerja di bidang-bidang lain. Hal tersebut bertolak belakang dengan kondisi di negara-negara maju, di mana penduduknya sebagian besar bekerja di bidang industri dan jasa.

 

4. Pertumbuhan dan Kualitas Penduduk

Penduduk adalah orang yang tinggal di daerah tersebut atau orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Penduduk Indonesia sebagian besar hidup di daerah pedesaan yang masih memiliki rasa kekeluargaan antar sesama. Kependudukan di Indonesia memiliki empat ciri-ciri umum yaitu Jumlah penduduk yang semakin bertambah, sebagian besar penduduk berusia muda, persebaran penduduk tidak merata pada setiap pulau, sebagain besar penduduk berkerja di sektor pertanian. Pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun ke tahun semakin bertambah namun untuk mengatasi hal itu pemerintah menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat mengendalikan jumlah pertumbuhan.

Kebijakan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah yang tujuannya untuk mengatur pengendalian jumlah pertumbuhan penduduk. Kebijakan kependudukan di Indonesia diterapkan dengan mempengaruhi tiga variabel utama masalah kependudukan yaitu kelahiran, kematian dan migrasi. Pemerintah telah merapkan beberapa kebijakan kependudukan seperti melaksanakan program keluarga berencana, pembatasan usia perkawinan, mengurangi dan membatasi tunjangan bagi pegawai negri sipil, serta memberikan penyuluhan kepada masyarakat.

Secara keseluran jumlah kependudukan indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia mengalami peningkatan dipengaruhi karena tiga faktor yaitu semakin meningkatnya kualitas kesehatan penduduk yang terlihat dengan ditandai berkurangnya angka kematian bayi, pertumbuhana ekonomi yang mendorong perbaikan gizi masyarakat,kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya jumlah pengendalian kelahiran.

 

5. Keragam Etnik dan Budaya

Kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia sangat beragam. Keragaman tersebut dipengaruhi faktor lingkungan. Masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan lebih banyak menggantungkan kehidupannya dari pertanian, sehingga berkembang kehidupan sosial budaya masyarakat petani. Sementara itu, daerah pantai akan memengaruhi masyarakatnya untuk mempunyai mata pencarian sebagai nelayan dan berkembanglah kehidupan sosial masyarakat nelayan.

Keragaman bangsa Indonesia tampak pula dalam seni sebagai hasil kebudayaan daerah di Indonesia, misalnya dalam bentuk tarian dan nyanyian. Hampir semua daerah atau suku bangsa mempunyai tarian dan nyanyian yang berbeda. Begitu juga dalam hasil karya, setiap daerah mempunyai hasil karya yang berbeda dan menjadi ciri khas daerahnya masing-masing.

Keanekaragaman budaya Indonesia dari Sabang sampai Merauke merupakan aset yang tidak ternilai harganya, sehingga harus tetap dipertahankan dan dilestarikan. Ada sebagian warga Indonesia yang tidak mengetahui ragam budaya daerah lain di Indonesia, salah satunya budaya melukis tubuh di Mentawai, Sumatra Barat, tindik sebagai tanda kedewasaan dan masih banyak kebudayaan lain yang belum tereksplorasi.

Menurut penelitian Badan Pusat Statistik yang dilaksanakan tahun 2010, di Indonesia terdapat 1.128 suku bangsa. Antarsuku bangsa di Indonesia mempunyai berbagai perbedaan dan itulah yang membentuk keanekaragaman di Indonesia.

Setiap daerah memiliki kebudayaan yang khas. Keragaman budaya tersebut dapat diketahui melalui bentuk-bentuk pakaian adat, lagu daerah, tarian daerah, rumah adat, upacara adat dan lain sebagainya.

a. Keragaman suku bangsa di Indonesia


 

Gambar: Suku bangsa di Indonesia

Sumber: http://cdn.klimg.com/merdeka.com/i/w/news/2013/11/09/275485/540x270/cirebon-jadi-provinsi-suku-bangsa-cirebon-bisa-lahir.jpg

Suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama dengan merujuk kepada ciri khas seperti: budaya, bahasa, agama dan perilaku. Untuk lebih mengetahui keberagaman suku bangsa yang ada di Indonesia, perhatikan tabel berikut ini.

No.

Nama Propinsi

Nama Suku Bangsa

1.

NAD

Aceh, Gayo, Tamiang, Alas, dan Simeulue

2.

Sumatra Utara

BatakToba,Batak Karo, Batak Mandailing, Nias, dan Simalungun

3.

Sumatra Barat

Minangkabau, Tanjung Koto, Panyalai, dan Mentawai

4.

Riau

Sakai, Hutan, Melayu, Bunai, Kubu, dan Akit

5.

Jambi

Kerinci, Melayu, Penghulu, Batin, Kubu

6.

Bengkulu

Enggano, Rejang Lebong, Gumai, Kur, dan Serawi

7.

Sumatra Selatan

Komering, Palembang, Sameda, Ranau, dan Ogan

8.

Bangka Belitung

Bangka, Belitung, dan Mendanau

9.

Lampung

Rawas, Melayu, Semendo, Pubian, dan Abung

10.

Banten

Baduy

11.

Jawa Barat

Sunda

12.

DKI Jakarta

Betawi

13.

Jawa Tengah

Jawa, Samin, dan Karimun

14.

DI Yogyakarta

Jawa

15.

Jawa Timur

Madura, Jawa, Osing, dan Tengger

16.

Kalimantan Barat

Dayak, Ngaju, Murut, Puanan, dan Apokayan

17.

Kalimantan Timur

Bulungan, Tidung, Abai, dan Kayan

18.

Kalimantan Selatan

Banjar Hulu, dan Banjar Kuala

19.

Kalimantan Tengah

Ngaju, Lawang, Dusun, dan Bukupai

20.

Sulawesi Utara

Sangir Talaud, Minahasa, dan Bantik

21.

Gorontalo

Gorontalo

22.

Sulawesi tengah

Mori, Banggai, Kuwali, Kaali, dan Balatar

23.

Sulawesi tenggara

Muna, Buton, Wolia, dan Balatar

24.

Sulawesi Selatan

Bone, Bugis, Toraja, Makasar, dan Selayar

25.

Bali

Bali

26.

NTB

Sasak, Bima, Dongo, Sumbawa, dan Dompu

27.

NTT

Flores, Sumba, Sabu, Rote, dan Timor

28.

Maluku

Ambon, Ali Furu, Faru, Aru, dan Togite

29.

Maluku Utara

Obi, dan Ternate

30.

Papua

Dani, Asmat, Sentani, Mooi, Kaure Dera, Manen, Morwap, dan Molof

 

b. Keragaman budaya di Indonesia

Keragaman suku bangsa menghasilkan budaya yang beragam. Bentuk keragaman itu berupa pakaian adat, rumah adat, tarian daerah, lagu daerah, alat musik daerah, adat istiadat setempat/upacara adat, serta makanan khas daerah.

1) Rumah adat


 

Gambar: Rumah adat Indonesia

Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-Msl46Lw1L8KSwpkRkC7lgzmBK8yV0O3yH0mrYtqqRinsFMAjtr6ivehdVnxbOxI6eGKRypLdBCxEHQjYJ_eC4li5aNAE5L5w6Ov2mEkxkyvGUUJZDi28RsBCGbdyAwnghjxt5IFWGC0/s1600/rumah-adat.png

Rumah Adat adalah bangunan yang memiliki cirikhas khusus, digunakan untuk tempat hunian oleh suatu suku bangsa tertentu.Rumah adat merupakan salah satu representasi kebudayaan yang paling tinggi dalam sebuah komunitas suku/masyarakat. Adapun nama-nama rumah adat di Indonesia di antaranya sebagai berikut.

No.

Propinsi

Nama Rumah Adat

1.

Nanggroe Aceh Darussalam

Krong Bade

2.

Sumatra Utara

Bolon

3.

Riau

Selaso Jatuh Kembar

4.

Kepulauan Riau

Selasa Jatuh Kembar

5.

Bangka Belitung

Rakit

6.

Sumatra Barat

Gadang

7.

Bengkulu

Bubungan Limo

8.

Jambi

Melayu Selaso

9.

Sumatra Selatan

Limas

10.

Lampung

Nuwo Sesat

11.

D.K.I. Jakarta

Kebaya

12.

Jawa Barat

Kasepuhan

13.

Banten

Kasepuhan

14.

Jawa Tengah

Joglo

15.

D.I. Yogyakarta

Bangsal Kencono

16.

Jawa Timur

Joglo

17.

Bali

Natah

18.

Nusa Tenggara Barat

Dalam Loka Samawa

19.

Nusa Tenggara Timur

Soo Aa Mosa Lakitana

20.

Kalimantan Barat

Rumah Panjang

21.

Kalimantan Tengah

Betang

22.

Kalimantan Selatan

Bubungan Tinggi

23.

Kalimantan Timur

Lamin

24.

Kalimantan Utara

Rumah Baloy

25.

Sulawesi Utara

Bolaang Mongondow

26.

Sulawesi Tengah

Souraja

27.

Sulawesi Selatan

Tongkonan

28.

Sulawesi Barat

Tongkonan

29.

Gorontalo

Souraja

30.

Sulawesi Tenggara

Laikas

31.

Maluku

Baileo

32.

Maluku Utara

Baileo

33.

Papua

Honai

34.

Papua Barat

Honai

2) Pakaian adat

Pakaian adat atau pakaian daerah biasanya dipakai pada acara khusus, misalnya pada pesta perkawinan. Pakaian daerah juga sering digunakan untuk busana duta wisata daerah. Warna, corak dan bentuk potongan pakaian daerah satu dengan yang lain beranekaragam. Misalnya Ulos dari Batak, Surjan dari Yogjakarta, Baju Bodo dari Sulawesi Selatan, Beskap dari Jawa Tengah, Kebaya dari Jawa Barat, dan sebagainya.


 

Gambar: Pakaian adat suku bangsa di Indonesia

Sumber: https://indonesiakugarudaku.files.wordpress.com/2011/09/keberagaman.png

 

3) Bahasa daerah

Setiap suku bangsa memiliki kebiasaan hidup yang menjadi cirri khas masing-masing. Di antaranya adalah bahasa mereka yang berasal dari satu suku, biasa menggunakan bahasa daerah dalam bergaul. Di Indonesia terdapat lebih kurang 660 bahasa daerah yang digunakan oleh penduduknya. Beberapa di antaranya dalam bahasa Sunda, bahasa Batak, bahasa Madura, bahasa Banjar, bahasa Betawi, bahasa Bali, dan lain sebagainya. Sementara bahasa persatuan yang dipergunakan oleh seluruh warga negara Indonesia, yaitu bahasa Indonesia.

4) Tarian dan lagu daerah


 

Gambar: Tarian adat Indonesia

Sumber: https://duniacaktuh.files.wordpress.com/2011/04/tari-daerah.jpg

Tari tradisional adalah suatu tarian yang pada dasarnya berkembang di suatu daerah tertentu. Sedangkan lagu daerah atau musik daerah atau lagu kedaerahan, adalah lagu atau musik yang berasal dari suatu daerah tertentu dan menjadi populer dinyanyikan baik oleh rakyat daerah tersebut maupun rakyat lainnya. Berikut ini nama tarian dan lagu daerah dari beberapa propinsi di Indonesia.

No.

Propinsi

Tari Daerah

Lagu Daerah

1.

NAD

Seudati, Saman, Meusektat, Ular-ular

Piso Surit, Bungon Jeumpa

2.

Sumatra Utara

Serampang Dua belas, Tortor, Sigale-gale, Endek-Endek

Butet, Sing-Sing So, Anju Ahu, Marsilap Ari

3.

Sumatra Barat

Piring, Payung, Intang, Randai

Bareh Solok, Kampung Nan Jauh Di Mato

4.

Riau

Mak Yong, Zapin, Rentak, Belian, Tandak, Joged Lambak

Soleram, Langgam Melayu

5.

Jambi

Selampit Delapan, Rangkung, Sekapur Putih, Kiasan

Injit-Injit Semut, Anakku Sayang, Pinang Muda

6.

Bengkulu

Tabot, Kumbang Meak, Bungo Gading

Lalan Belek

7.

Sumatra Selatan

Gending Sriwijaya, Tepak Sekapur Sirih

Langgam Melayu, Dek Sangke

8.

Lampung

Melinting, Agung Suci, Parci Serumpun

Kulintang Lampung, Adi-adi Laun Lambar

9.

Jawa Barat/Banten

Jaipong, Ketuk tilu, Banjet, Pati Laras, Topeng Kuncaran, Merak

Cing Cangkeling, Bubuy Bulan, Manuk dadali, Pileuleuyan, Tokecang

10.

DKI Jakarta

Topeng, Ondel-Ondel, Yapong, Cokek

Jali-Jali, Kicir-Kicir, Keroncong Kemayoran, Ronggeng, Sulirang

11.

Jawa Tengah

Serimpi, Bambangan Cakil

Gundul Pacul, Gambang Suling, Lir Ilir, Suwe Ora Jamu, Tekate di Panah, Sinom

12.

DI Yogyakarta

Bondan, Gambir Anom, Bedaya, Serimpi, Sangupati

Gundul Pacul, Lir Ilir, Suwe Ora Jamu

13.

Jawa Timur

Jaran Kepang, Gandrung

Banyuwangi, Jejer, Remong, Ngremo, Okik, Ketek Ogleg

Karaban sapi, Tanduk Majeng

14.

Kalimantan Barat

Malim Melanan, Seri  Kuning, Dendang Semarang, Mak Yong, Japin Sambas

Cik-Cik Periok

5) Senjata tradisional

Senjata tradisional yang terdapat di Indonesia, antara lain rencong (Aceh), keris (Jawa, Bali, dan Gorontalo). Mandau (Kalimantan Timur), terapang (Lampung), piso surit (Sumatra Utara), kujang (Jawa Barat), golok (Jakarta), sumpit (Papua Barat), parang salawaku (Maluku Utara), sundu (Nusa Tenggara Timur), karil (Sumatra Barat), pedang jewari (Riau), dan clurit (Jawa Timur dan Madura).

6) Upacara adat


 

Gambar: Upacara adat seluruh Indoensia

Sumber: https://s15.postimg.io/7cwt0bgrv/image.jpg

Upacara adat adalah salah satu cara menelusuri jejak sejarah masyarakat Indonesia pada masa praaksara dapat kita jumpai pada upacara-upacara adat.pada bahasan kali ini kita akan membahas tentang pengertian upacara adat dan juga contoh-contoh upacara adat yang ada di Indonesia yang merupakan warisan nenek moyang kita. Beberapa upacara adat yang ada di Indonesia, yaitu sebagai berikut.

No.

Upacara Adat

Tempat

Tujuan Upacara

1.

Bajijak tanah

Kalimantan

Upacara bagi seorang anak untuk pertama kali menyentuh tanah dan air di sungai

2.

Kasodo

Tengger, Bromo

Melemparkan sesaji ke kawah Gunung Bromo saat bulan purnama

3.

Ngaben

Bali

Upacara pembakaran mayat sesuai adat

4.

Ngutang magit

Bali

Upacara kematian di Trunyan, salah satu suku di Bali

5.

Pago-pago

Sumatra Utara

Meresmikan penyerahan sebidang tanah marga kepada orang lain dengan makan bersama

6.

Ruwatan

Jawa Tengah, DI Yogyakarta

Membersihkan diri dari kemungkinan timbulnya bencana karena keadaan yang luar biasa, misalnya anak tunggal

7.

Tedhak siti

Jawa Tengah, DI Yogyakarta

Upacara pertama kali anak meninjak tanah

8.

Wunja

Toraja

Upacara panen

7) Makanan khas

Berikut ini nama-nama makanan khas beberapa daerah di Indonesia. Gudeg, bajigur (DI Jogjakarta); Oncom, dodol, pepes (Jawa Barat); Ketoprak, kerak telor, karedok (Jakarta); Rujak cingur, lontong balap (Jawa Timur); Rumpu rampe (Flores); Rendang (Sumatra Barat); Bubur manado (Sulawesi Utara); dan lain-lain.

8) Alat musik daerah


 

Gambar: Alat musik daerah

Sumber: http://www.ainisastra.com/wp-content/uploads/2015/03/Alat-Music-daerah-Indonesia.png

 

Alat Musik Tradisional Indonesia atau yang biasa juga disebut dengan alat musik daerah Indonesia sangat banyak sekali karena biasanya masing-masing provinsi mempunyai alat musik tradisional masing-masing. Berikut ini beberapa alat musik daerah yang ada di Indonesia.

No.

Daerah Asal

Nama Alat Musik

1.

Jawa Barat

Angklung

2.

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur

Gerdek

3.

Sumatra Barat

Saluang, Telempong Pacik

4.

Nusa Tenggara Timur

Sasando

5.

Sumatra Utara

Serunai

6.

Jawa Barat dan Jawa Tengah

Rebab

7.

Bali dan Jawa

Gamelan

8.

Sulawesi Selatan

Alosu dan anak becing

9.

Nias

Aramba

 

1 komentar:

  1. William Hill Betting Locations | Mapyro
    Find William sol.edu.kg Hill https://febcasino.com/review/merit-casino/ sports betting locations in Maryland, West Virginia, Indiana, Pennsylvania, ventureberg.com/ South Dakota, casino-roll.com West 출장샵 Virginia and more. BetRivers.com.

    BalasHapus