Dalam hal konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di berbagai negara-negara sedang yang sedang berkembang, seperti negara-negara dikawasan ASEAN. Konversi lahan pertanian biasnya menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kawasan kota. Dalam hal ini biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan
Setiap negara memiliki komoditi berbeda, baik pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, dan industri. Setiap negara memiliki kepentingan untuk menjual komoditi, terutama yang berlebih. Sebaliknya sebuah negara tentu juga tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya. Interaksi dan kerja sama antarnegara-negara ASEAN semakin berkembang seiring dengan munculnya berbagai kebutuhan setiap negara anggota, yang meliputi kebutuhan sosial, politik, ekonomi, maupun bidang lainnya.
1. Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang akibat Faktor Alam
Negara-negara ASEAN memiliki kondisi dan potensi alam yang hampir sama. Hal ini menyebabkan terjadinya interaksi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Setiap negara-negara tersebut saling membutuhkan antara negara satu dengan yang lain. Berikut faktor perubahan ruang dan interaksi antarruang berdasarkan faktor alam.
a. Faktor Iklim
Gambar keadaan Iklim di Indonesia
Sumber: www.mikirbae.com
Lokasi Indonesia yang berada di antara benua Asia dan Australia mennyebabkan wilayah ini memiliki pola araha angin yagn berganti setiap setengan tahun sekali. Angin ini dinamakan angin muson timur dan angin muson barat, masing-masing menyebabkan terjadinya musim kemarau dan musim hujan. Iklim yang dipengaruhi tiupan angin muson dinamakan iklim muson. Selain iklim matahari dan iklim muson, wilayah Negara-negara ASEAN juga dipengaruhi iklim fisis. Iklim fisis dipengaruhi keadaan fisik suatu wilayah, seperti perairan laut, pegunungan, dan dataran.
Negara-negara ASEAN terkadang mengalami perubahan iklim yang tidak terprediksi, sebagai akibat adanya perubahan pola penggunaan lahan dan perilaku yang menimbulkan pemanasan global. Perubahan iklim ini memicu terjadinya bencana alam klamatik atau bencana alam yang disebabkan oleh kerusakan factor-faktor iklim.
Dalam upaya menanggulangi bencana dikawasan Asia tenggara, ASEAN melakukan kerja sama antarnegara anggotanya. Contoh kerja sama ASEAN dalam menanggulangi bencana klamatik, yaitu ketika terjadi kebakaran hutan yang hebat di Sumatra tahun 2015, Malaysia dan singapura atas nama ASEAN memberikan bantuan peminjaman pesawat pemadam kebakaran. Indonesia dan beberapa Negara ASEAN lain memebnatu Filipina yang mengalami bencana badai Haiyan tahun 2014. Berdasarkan kondisi iklim matahari, fisis, ataupun muson, hampir seluruh Negara ASEAN memiliki kesamaan kondisi. Kondisi iklim yang sama ini membuat Negara-negara ASEAN ini bahu membahu untuk saling membantu.
Mengasosiasi
Analisislah keterkaitan perubahan ruang dengan perkembangan negara-negara ASEAN! Jelaskan pula pengaruh perkembangan tersebut terhadap kehidupan sosial budaya negaranegara ASEAN! Tuliskan hasilmu dalam bentuk makalah! Kemudian kumpulkan pada guru kalian!
b. Faktor Geologi
Letak geologis adalah letak suatu wilayah dilihat dari jenis batuan yang ada di permukaan bumi. Secara geologis wilayah Indonesia dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur. Adanya dua jalur pegunungan tersebut menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadinya gempa bumi.
Dengan adanya faktor geologi mengakibatkan berbagi bencana seperti halnya di Indonesia, gempa bumi dan tsunami juga melanda negara- negara tetangga. Sebagai contoh gempa bumi dan tsunami yang melanda Indonesia pada tanggal 26 Desember 2004 juga dialami oleh negara-negara tetangga di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Negara-negara yang ikut terkena dampak gempa bumi dan tsunami adalah Malaysia, Singapura, Myanmar, Thailand, India, Sri Lanka, dan Bangladesh. Selain itu negara tetangga yang wilayahnya rawan terjadi gempa dan tsunami adalah negara Filipina dan Jepang. Hal ini dikarenakan negara-negara tersebut berbentuk kepulauan dan secara geologis terletak di daerah labil yaitu daerah pertemuan antarlempeng tektonik.
c. Faktor Ketersediaan Sumber Daya Alam
Berbagai jenis sumber daya alam terdapat di kawasan Asia Tenggara. Sumber daya itu tersebar di banyak negara. Sumber daya itu dapat dibedakan menjadi sumber daya yang dapat diperbarui dan tidak dapat diperbarui.
1) Penyebaran potensi sumber daya alam di laut
Gambar peta laut jawa
Sumber: pengetahuanumumindonesiadandunia.blogspot.com
Laut-laut yang ada di wilayah Asia Tenggara seperti Laut Jawa, Laut Timor, Laut Arafuru, Laut Sulawesi, Laut Tiongkok Selatan, Laut Sulu, Laut Natuna, Teluk Siam dan Laut Andaman. Perairan di kawasan Asia Tenggara mempunyai potensi sumber daya alam. Berikut potensi sumber daya alam laut di kawasan Asia Tenggara.
a) Sumber air hujan utama bagi beberapa negara melalui proses penguapan dan gerakan angin muson.
b) Sumber bahan tambang di dasar laut berupa minyak bumi, gas, timah dan bauksit.
c) Sumber bahan baku pembuatan garam.
d) Prasarana transportasi yang relatif murah.
e) Sumber bahan makanan berupa ikan, udang dan rumput laut.
f) Pantai dan laut merupakan tempat wisata bahari, seperti memancing, berlayar, surfing, snorkling dan scuba diving (menyelam).
2) Penyebaran potensi sumber daya alam di darat
Daratan menyimpan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Sebagian besar kebutuhan manusia tersedia di wilayah daratan. Berikut potensi sumber daya alam yang ada di daratan.
a) Hutan
Kawasan Asia Tenggara lebih dari 50% ditumbuhi hutan. Hutan menghasilkan berbagai jenis kayu. Hutan di Asia Tenggara terdiri atas beberapa jenis, antara lain hutan hujan tropis (khatulistiwa), hutan monsun tropis, hutan belukar, hutan gunung, hutan pantai, dan hutan rawa. Sebagian besar jenis hutan yang tumbuh adalah hutan hujan tropis.
b) Pertanian
Di negara-negara Asia Tenggara, kecuali Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia, lebih dari 50% penduduk bekerja di bidang pertanian. Jenis tanaman yang diusahakan dibedakan menjadi tanaman pangan dan tanaman perdagangan.
c) Bahan Tambang
Kawasan Asia Tenggara menghasilkan berbagai bahan tambang. Bahan tambang dapat dibedakan menjadi jenis logam, nonlogam, dan bahan bakar.
2. Pengaruh Perkembangan Ilmu dan Teknologi terhadap Perubahan Ruang
Gelombang kemajuan Iptek di beberapa bidang seperti transportasi, komunikasi, informasi, dan energi telah banyak membawa perubahan pada kehidupan dan gaya hidup manusia yang lebih dinamis. Mobilitas dan segala kemudahan gaya hidup, hanya dapat diperoleh, ketika kemajuan yang lain dicapai yaitu kemajuan teknologi dan pengelolaan energi. Ketersediaan energilah yang merupakan faktor utama yang menggerakkan kemajuan peradaban manusia.
a. Teknologi Transportasi
Gambar Transportasi udara
Sumber: https://www.cnnindonesia.com/
Transportasi adalah sarana perhubungan. Sarana ini mempermudah untuk sampai ke tempat tujuan. Baik mengangkut orang maupun barang. Transportasi atau angkutan pada masa lalu awalnya menggunakan tenaga manusia, yaitu dengan cara dipikul, digendong atau didorong. Lalu berkembang menggunakan tenaga hewan, seperti kuda, keledai, dan gajah. Alat transportasinya sederhana, baik transportasi darat maupun transportasi air. Alat transportasi darat semula menggunakan tenaga manusia, seperti sepeda, becak, dan gerobag dorong. Kemudian berkembang menggunakan tenaga hewan, seperti pedati ditarik sapi, delman ditarik kuda, dan sebagainya. Transportasi laut yang menggunakan tenaga alam atau angin, yaitu perahu layar, sedangkan yang menggunakan tenaga manusia, misalnya rakit dan perahu dayung.
Transportasi masa kini telah menunjukkan kemajuan yang pesat baik transportasi darat, air, dan udara. Sarana dan prasarana transportasi semakin lengkap dan baik. sarana transportasi berupa alat angkutan,seperti mobil, kereta api, kapal, dan pesawat terbang. Prasarana transportasi adalah penunjang kelancaran pengakutan antara lain jalan, jembatan, terminal, stasiun, lapangan terbang, dan pelabuhan.
Perkembangan sarana transportasi begitu membutuhkan sarana dan prasarana yang memadahi. Dengan memadahinya sarana dan prasanan akan mempermudah pembangunan trasnportasi baik di darat, laut maupun udara seperti pelabuhan, bandara dan dermaga.
Dengan pembangunan prasarana transportasi akan mengubah suatu kondisi wilayah disuatu negara. Hal tersebut akan mengorbankan lahan produktif seperti hutan atau sawah guna diubah menjadi jaringan transportasi. Di negara-negara ASEAN pembuatan transportasi sudah berjalan dengan baik dan sudah dapat dikatakan canggih. Bahkan Singpuran dan Tahiland sudah mengembangkan teknologi jaringan transportasi darat bawah tanah.
Pembangunan sarana dan prasarana transportasi di kawasan ASEAN semakin berkembang seperti pembangunan Bandara Suvarnabhumi di Thailand yang menggantikan Bandara Don Muang, Bandara Luang Prabang di Laos, Bandara Ninoy Aquino di Filipina, dan lain-lain.
b. Teknlogi Komunikasi
Teknologi komunikasi dengan layar lentur
Sumber: nursuhadi33.blogspot.com
Teknologi komunikasi berasal dari dua kata, yaitu teknologi dan komunikasi. Secara umum, kata teknologi dapat diartikan sebagai entitas ataupun dapat merujuk pada suatu kumpulan teknik-teknik. Tetapi dalam konteks ini, teknologi diartikan sebagai suatu kondisi pengetahuan manusia berkaitan dengan cara untuk memadukan berbagai sumber untuk menghasilkan produk/jasa yang dikehendaki maupun untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan komunikasi diartikan sebagai alat penghubung atau interaksi.
Teknologi komunikasi dapat diartikan sebagai suatu peralatan keras (hardware) pada sebuah struktur organisasi yang memiliki kandungan nilai-nilai sosial yang dapat memungkinkan setiap orang untuk mengumpulkan, memproses, hingga saling bertukar informasi satu dengan yang lain. Teknologi ini berkembang secara cepat seiring dengan perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan modulasi, hingga informasi dapat disebarkan dengan cepat dan tepat.
Dengan perkembangan teknologi komunikasi di negara-negara anggota ASEAN akan berdampak pada berbagai bidang seperti bidang sosial, ekonomi, budaya maupun bidang keamanan.
1) Bidang Sosial
a) Maraknya perdagangan manusia.
b) Bertambahnya jumlah penduduk dalam waktu singkat.
c) Kerja sama luar negeri semakin mudah.
d) Kebutuhan transportasi massal semakin tinggi untuk menghindari kemacetan.
2) Ekonomi
a) Nilai barang lokal meningkat seiring permintaan mata uang asing.
b) Barang-barang asing semakin mudah dijangkau.
c) Bertambahnya pendapatan negara dari pajak dan pendapatan dari sewa tempat tinggal akibat munculnya pusat-pusat aktivitas masyarakat, seperti perbelanjaan, wisata, dan tempat tinggal yang diperlukan pendatang.
3) Budaya
a) Aliran-aliran yang bertentangan dengan budaya semakin mudah masuk.
b) Terjadi akulturasi budaya secara sadar maupun tidak.
c) Perubahan sistem nilai dan norma.
d) Terjadinya kecenderungan gaya hidup hedonis.
4) Keamanan
a) Jaringan kelompok perusuh antarnegara semakin mudah diorganisir.
b) Gangguan kondisi keamanan suatu negara semakin rentan.
c) Narkotika dan obat terlarang semakin mendapat tempat.
3. Pengaruh Perubahan Ruang terhadap Kehidupan Ekonomi
Seluruh anggota yang tergabung dalam ASEAN mulai menerapkan AFTA atau ASEAN Free Trade Area) dalam menjalankan pola kehidupan bidang ekonomi internasional. Apabila dilihat secara ekonomi dalam hal pembaharuan AFTA akan menjadikan suatu kegiatan ekonomi yang akan meluas. Hal tersebut dilihat dari produsen beras seperti Thailand dengan mudah melakukan kegiatan eksport ke negara Singapura, Indonesia dan berbagai negara lain dikawasan ASEAN tanpa beban pajak, begitupun sebaliknya. Pilihan konsumsi pun semakin banyak, baik kualitas maupun harganya. Kerja sama negara-negara ASEAN ini mendorong terjadinya perubahan tatanan kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi. Persaingan dalam kegiatan ekonomi menjadi lebih ketat dengan adanya kompetitor dari luar negeri.
Dalam hal kegiatan produksi yang telah dilakukakn oleh produsen atau pelaku kegiatan produksi suatu negara ASEAN akan dapat dengan mudah dipasarkan ke negara lain dalam lingkup ASEAN. Contoh, Indonesia dapat dengan mudah dimanfaatkan oleh petani di Thailand dan Myanmar. Produk elektronik Singapura dapat lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di negara ASEAN.
Dalam hal kerja sama ASEAN menjadikan proses distribusi menjadi lebih jauh jangkauannya. Barang atau jasa yang dihasilkan oleh produsen sampai ke tangan masyarakat (konsumen) melalui distributor. Perkembangan teknologi transportasi dapat memperpendek jarak dan waktu yang dibutuhkan untuk mendistribusikan barang atau jasa sampai ke tangan konsumen. Lautan luas tidak lagi menjadi penghalang untuk mendistribusikan barang dan jasa. Kemudahan distribusi ini sangat menguntungkan pelaku kegiatan ekonomi dan memungkinkan mereka mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
Mengomunikasikan
Susunlah makalah tentang pengaruh globalisasi terhadap perkembangan keruangan dan ekonomi di negara-negara ASEAN! Carilah sumbernya dari buku maupun internet! Setelah selesai, presentasikan hasilnya di depan kelas!
4. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian ke Industri dan Pemukiman terhadap Perubahan Ruang dan Interaksi Antarruang
Konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan dalam artian perubahan/penyesuaian peruntukan penggunaan, disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.
Gambar konversi lahan
Sumber: www.mediabisnisdaily.com
a. Pengaruh Konversi Lahan Pertanan Menjadi Lahan Industri
Dalam hal konversi lahan pertanian menjadi lahan industri banyak terjadi di berbagai negara-negara sedang yang sedang berkembang, seperti negara-negara dikawasan ASEAN. Konversi lahan pertanian biasnya menjadi lahan industri banyak terjadi di pinggir kawasan kota. Dalam hal ini biasanya, pemilik perusahaan mendirikan industri di sana karena beberapa alasan, yaitu sebagai berikut.
1) Pembangunan industri memilih akses yang lebih mudah.
2) Faktor sosial dan budaya hukum waris. Konversi lahan pertanian menjadi industri mengakibatkan petani “terusir” dari tanah mereka digantikan oleh uang. Awalnya, petani di pedesaan mempunyai tanah, namun kemudian mereka menjadi petani gurem dan tak bertanah. Kondisi ini memengaruhi sistem sosial dan budaya hukum waris yang berorientasi pada nilai uang. Anak-anak petani tidak lagi diwarisi lahan pertanian, tetapi diganti dengan pembagian uang hasil penjualan lahan pertanian.
3) Industri dibangun dekat dengan bahan baku lahan pertanian menjadi pilihan yang baik.
4) Dalam hal harga lahan pertanian relatif lebih murah dibandingkan dengan lahan terbangun.
5) Pembangunan industri lebih memilih lahan yang strategis. Sebagian besar lahan strategis tersebut merupakan lahan pertanian.
Dalam hali ini penggunaan lahan dalam pembangunan sebuah industri memerlukan suatu perhatian dibeberapa negara industri. Hal tersebut dikarenakan, tidak semua industri yang akan dibangun atau yang sudah dibangun berada di lahan yang tepat dan tidak akan menempati lahan yang produktif seperti lahan pertanian. Sehingga akan timbul akibat konversi lahan dari lahan pertanian menjadi industri, antara lain yatu sebagai berikut.
1) Lahan pertanian sekitar industri berpotensi terkena imbas pencemaran akibat limbah atau polusi dari industri baik tanah, air, maupun udara.
2) Konversi lahan itu menular, yang mengancam ketersediaan lahan pertanian.
3) Lahan pertanian berkurang, yang membuat produktivitas pangan dari pertanian menurun.
b. Pengaruh Konversi Lahan Pertanian Menjadi Lahan Pemukiman
Manusia mempunyai kebutuhan yang pokok yaitu pemukiman. Hal tersebut dikarenakan dengan banyaknya manusia akan membutuhkan suatu permukiman yang luas. Hal tersebut juga terjadi di anggota negara-negara ASEAN. Konversi lahan pertanian menjadi permukiman marak dilakukan diberbagai negara anggota ASEAN.
Dalam hal ini konversi lahan pertanian yang telah menjadi permukiman pasti akan menimbulkan berbagai akibat, hal tersebut sama dengan konversi lahan pertanian menjadi lahan industri. Hal tersebut akan memiliki dampak negatif apabila dilihat dari sisi fungsi lahan pertanian itu sendiri. Berikut adalah dampak negatif dari konversi lahan pertanian menjadi lahan pemukiman.
1) Petani dan buruh tani kehilangan mata pencahariannya.
2) Luas lahan pertanian semakin berkurang sehingga produktivitas pangan semakin kecil.
3) Berkurangnya lahan resapan air.
4) Hilangnya lahan ruang terbuka hijau (RTH).
Konversi lahan sanagat identik dengan perubahan kondisi ruang. Konversi lahan tidak dapat dicegah hal tersebut dikarena kebutuhan manusia akan ruang tidak dapat dihindari karena ruang memiliki peran yang penting untuk mejalankan mobilitas manusia. Mencegah konversi lahan bisa jadi menghambat pembangunan suatu negara. Oleh sebab itu, konversi lahan pertanian harus tetap dilakuakan. Meskipun demikian, kita harus mengawasi konversi lahan yang terjadi, jangan sampai mengganggu keseimbangan alam, ekosistem, dan kelangsungan hidup sebagian warga negara.






Tidak ada komentar:
Posting Komentar