Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Kondisi Alam Indonesia
Sebagai
manusia Anda harus memahami ruang yang di tinggali, yaitu kondisi alam di
Indonesia ini. Karena tiap tempat berbeda kondisi alamnya, dengan memahaminya
bisa memahami akan potensi serta penanggulangan akan bencana. Serta Manusia
hidup tinggal bersama flora dan fauna ciptaan Tuhan, yang harus di lindungi.
1. Keadaan Fisik Wilayah
Indonesia merupakan
negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan
maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga
diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis
berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap
keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai
hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain
bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya.
Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan
antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
a. Kondisi Geologi Indonesia
Letak Geologis
Indonesia adalah letak wilayah Indonesia berdasarkan berdasarkan susunan
bebatuan yang ada dipermukaan bumi Indonesia. Seperti yang telah kita ketahui
bersama bahwasannya Indonesia adalah negera dengan jumlah gunung api terbanyak
didunia dan sebagian besarnya adalah gunung-gunung yang masih aktif. Hal
tersebut merupakan salah satu penyebab utama kesuburan tanah Indonesia. Tanah
subuh karena mengandung unsur hara yang tinggi dan ini bisa terjadi karena
letusan gunung berapi.
Letak geologis suatu
negara juga bisa diartikan sebagai letak negara tersebut berdasarkan keadaan
bebatuan yang ada didalam perut bumi. Untuk Indonesia, lapisan bebatuan yang
ada didalamnya sangat berkaitang erat dengan sistem pegunungan Indonesia.
Indonesia terletak pada pusat pertemuan dua pegunungan muda, yaitu pengunungan
sirkum Mediterania dan pegunungan sirkum Pasifik. Wilayah Indonesia bagian
barat dilalui oleh pegunungan sirkum Mediterania sedangkan wilayah Indonesia
bagian tengah dilalui oleh pegunungan sirkum Pasifik.
Secara geologis pula
Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama yang ada didunia yakni Lempeng
Autralia, Eurasia, dan Pasifik. Hal ini juga yang menyebabkan kenapa di
Indonesia sering terjadi gempa bumi. Gempa bumi bisa terjadi karena tumbukan
antar lempeng, oleh karena Indonesia terletak diantara tiga lempeng utama
dunia, maka kemungkinan terjadi gempa bumi di Indonesia sangat besar
dibandingkan dengan negara-negara lain didunia. Sebagian besar wilayah di
Indonesia sangat rawan terhadap gempa, kecuali wilayah Kalimantan.
Menurut ilmu geologi,
Indonesia juga terletak diantara dua dangkalan besar, yaitu Dangkalan Sunda dan
Dangkalan Sahul. Dangkalan itu sendiri adalah wilayah laut dangkal yang
menghubungkan wilayah daratan yang sangat besar (bisa negara, kawasan, ataupun
benua). Dangkalan sunda berada didaerah Indonesia bagian barat yang berhubungan
langsung dengan Benua Asia. Dangkalan ini mencakup wilayah Semenanjung
Malaysia, Sumatera, Jawa, Madura, Bali dan pulau-pulau kecil disekitarnya.
Sedangkan Dangkalan Sahul berada di Indonesia bagian timur yang berhubungan
langsung dengan Benua Australia. Dangkalan Sahul mencakupi wilayah yang sangat
luas, membentang dari bagian utara Papua hingga bagian utara Benua Australia.
Keberadaan Dangkalan
Sahul dan Dangkalan Sunda ini memiliki arti penting untuk keanekaragaman hayati
di Indonesia. Selain itu, hal ini juga mempengaruhi kesamaan flora-fauna di
Benua Asia dan Benua Australia. Untuk wilayah Indonesia bagian barat, flora-dan
faunanya memiliki kesamaan dengan flora-fauna di Benua Asia, sedangkan untuk
wilayah Indonesia bagian timur, flora-faunanya memiliki kesamaan dengan
flora-fauna di Benua Australia. Sedangkan untuk wilayah Indonesia bagian
tengah, flora-faunanya sebagian besar merupakan khas Indonesia yang tidak
memiliki kesamaan dengan flora fauna di Benua Asia maupun Benua Autralia.
Gambar: Indonesia
terletak pada Ring Fire(Jalur gempa) sehingga rawan tsunami dan gempa bumi
Sumber:
https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20180806/38331b6ffaa5aef09d12de355e935da1_600x400.jpg
Gambar di atas
menunjukkan ring fire yaitu sebaran gunung api (segitiga merah), titik gempa
(tanda plus ungu) dan hot spot (tanda bintang jingga). Rangkaian gunungapi dan
titik gempa selalu berasosiasi dengan zona penunjaman (bisa anda lihat pada
gambar pertemuan lempeng di atas). Pulau Sumatra, Jawa, Flores, Maluku,
Sulawesi dan bagian utara Papua akan rawan dengan gunungapi dan gempa. Hampir
seluruh kepulauan di Indonesia memiliki potensi gempa kecuali pulau Kalimantan
yang relatif aman.
b. Bentuk Muka Bumi
Negara Indonesia
adalah terkenal dengan negara yang terdiri dari beribu gugusan pulau baik yang
mempunyai ukuran yang besar atau yang keil. Jumlah pulau yang ada di Indonesia
adalah 13.466 buah. Luas wilayah Negara Indonesia mencapai 5.180.053 km2, yang
terdiri dari daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Berikut
gambaran mengenai keadaan muka bumi dan aktivitas penduduk Indonesia adalah
sebagai berikut.
1) Dataran Rendah
Gambar: Dataran rendah
Sumber:
www.data:image/jpeg;base64
Salah satu bentuk
muka bumi adalah dataran rendah yang merupakan hamparan luas tanah, bagian dari
permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m dpal. Di Indonesia, aktivitas
penduduk di daerah dataran rendah yang dominan adalah permukiman dan pertanian.
Di Pulau Jawa, lahan dataran rendah dimanfaatkan oleh penduduk untuk bercocok
tanam padi sehingga Jawa menjadi pulau penghasil padi terbesar di Indonesia.
Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah
dataran rendah, yaitu sebagai berikut.
a) Di daerah dataran rendah, pergerakan
atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya dengan mudah dapat dilakukan
oleh penduduk.
b) Di daerah dataran, lahan yang subur
banyak dijumpai karena biasanya berupa tanah aluvial (hasil endapan sungai yang
subur).
c) Dataran
rendah dekat dengan pantai hingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan.
d) Memudahkan
penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut.
Dengan berbagai
keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan
penduduk di dataran rendah kemudian perlahan berkembang menjadi daerah
perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia maupun dunia, terdapat
di dataran rendah.
Selain memiliki
aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga
memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran
rendah adalah tsunami, banjir, dan gempa.
2) Dataran Tinggi
Gambar. Dataran Tinggi
Sumber: www.data:image/jpeg;base64
Dataran tinggi adalah
daerah datar yang tingginya lebih dari 400 meter dpal. Pada dataran tinggi
memungkinkan mobilitas penduduk berlangsung lancar seperti di dataran rendah.
Sehingga pada beberapa dataran tinggi yang ada di Indonesia dpt berkembang
menjadi pusat ekonomi penduduk.
Aktivitas penduduk di dataran tinggi
khususnya pertanian, dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan dengan
kemiringan lereng tertentu. Supaya mudah dlm menanam, maka penduduk pada
dataran tinggi memakai teknik sengkedan dengan memotong bagian lereng tertentu
supaya menjadi datar. Teknik ini juga mempunyai fungsi utk mengurangi erosi
(pengikisan oleh air).
Pada dataran tinggi
sebagian penduduknya menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu udara yang
tidak terlalu panas memungkinkan penduduknya dpt menanam beberapa jenis sayuran
misalnya tomat atau cabe. Sejumlah dataran tinggi juga menjadi daerah tujuan
wisata karena kondisi udara yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah
merupakan daya tarik bagi wisatawan utk berkunjung ke daerah dataran tinggi.
Contoh dataran tinggi yang menjadi daerah tujuan wisata, misalnya Bandung dan
Dieng.
Potensi bencana alam
di dataran tinggi biasanya adalah banjir, hal ini karena bentuk muka buminya
yang datar yang mempunyai potensi menimbulkan genangan air.
3) Bukit dan Perbukitan
Bukit adalah bagian
dari permukaan bumi yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan daerah di
sekelilingnya, yang memiliki ketinggian kurang dari 600 m dpal. Pada bukit
tidak terlihat curam seperti gunung. Perbukitan berarti kumpulan dari sejumlah
bukit pada suatu wilayah tertentu. Pada daerah perbukitan, kegiatan permukiman
penduduknya tidak sama seperti di dataran rendah. Permukiman tersebar pada
area-area tertentu atau membentuk suatu kelompok-kelompok kecil. Masyarakat
biasanya menggunakan lahan datar yang luasnya terbatas di antara perbukitan.
Permukiman pada umumnya dibangun pada kaki-kaki perbukitan atau lembah
perbukitan sebab pada tempat tersebut terdapat sumber mata air atau sungai yang
dipakai sebagai sumber air utk aktivitas masyarakat.
4) Gunung dan Pegunungan
Gunung merupakan
bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi jika dibandingkan dengan
daerah yang ada di sekelilingnya. Umumnya bagian yang menjulang tersebut dlm
bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal atau lebih. Sedangkan
pegunungan merupakan bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri
atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Di Indonesia, gunung
berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi
juga banyak dijumpai di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di
Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat,
seperti gunung berapi Tambora dan Krakatau.
Gambar: Gunung Sindoro
Sumber: https://i.misteraladin.com/blog/2015/12/22060543/main-gunung-pemula.jpg
Gunung berapi adalah
gunung yang mempuunyai lubang kepundan atau rekahan dlm kerak bumi sebagai
tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.
Tanda-tanda gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan dan kapan saja
gunung berapi bisa meletus. Pada sebagian gunung yang ada di Indonesia adalah
merupakan gunung berapi yang masih aktif. Tanda-tanda gunung berapi yang masih
aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian misalnya semburan gas, asap, dan
lontaran material dari dlm gunung berapi.
Masyarakat yang
tinggal di gunung atau pegunungan memanfaatkan lahan yang terbatas sebagai
lahan pertanian. Lahan-lahan dengan kemiringan yang cukup tajam masih
dimanfaatkan oleh penduduknya. Jenis tanaman yang dibudidayakan adalah sayuran
dan buah-buahan. Sebagian penduduk memanfaatkan lahan yang miring dengan
menanam beberapa jenis kayu utk dijual. Potensi bencana alam yang terjadi pada
daerah pegunungan adalah longsor dan letusan gunung berapi.
c. Kondisi Iklim Indonesia
Iklim adalah keadaan
rata-rata cuaca pada suatu wilayah dalam jangka waktu yang relatif lama. Cuaca
adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, sinar matahari
pada waktu dan tempat tertentu. Letak astronomis Indonesia yang berada di
wilayah tropis membuat Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah suhu
udara yang tinggi sepanjang tahun, dengan rata-rata tidak kurang dari 18° C,
yaitu sekitar 27° C. Di daerah tropis, tidak ada perbedaan yang jauh atau
berarti antara suhu pada musim hujan dan suhu pada musim kemarau. Ciri daerah
tropis lainnya adalah lama siang dan lama malam hampir sama yaitu sekitar 12
jam siang dan 12 jam malam.
Keadaan iklim di
Indonesia dipengaruhi oleh tiga jenis iklim, yaitu iklim musim, iklim laut, dan
iklim panas. Gambaran tentang ketiga jenis iklim tersebut adalah seperti
berikut.
1) Iklim musim, dipengaruhi oleh angin
musim yang berubah-ubah setiap periode waktu tertentu. Biasanya satu periode
perubahan adalah enam bulan.
2) Iklim laut, terjadi karena Indonesia
memiliki wilayah laut yang luas sehingga banyak menimbulkan penguapan dan
akhirnya mengakibatkan terjadinya hujan.
3) Iklim panas, terjadi karena Indonesia
berada di daerah tropis. Suhu yang tinggi mengakibatkan penguapan yang tinggi
dan berpotensi untuk terjadinya hujan.
Ketiga jenis iklim
tersebut berdampak pada tingginya curah hujan di Indonesia. Curah hujan di
Indonesia bervariasi antarwilayah, tetapi umumnya sekitar 2.500 mm/tahun.
Walaupun angka curah hujan bervariasi antarwilyah di Indonesia, tetapi pada
umumnya curah hujan tergolong besar. Kondisi curah hujan yang besar ditunjang
dengan penyinaran matahari yang cukup membuat Indonesia sangat cocok untuk
kegiatan pertanian sehingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk akan
pangan.Walaupun cuaca dan iklim berbeda, tetapi unsur-unsur yang membentuknya
adalah sama. Unsur-unsur pembentuk cuaca dan iklim adalah sebagi berikut.
1) Penyinaran
Matahari
Matahari
merupakan pengatur iklim di bumi yang sangat penting dan menjadi sumber energi
utama di bumi. Energi matahari dipancarkan ke segala arah dalam bentuk
gelombang elektromagnetik. Penyinaran Matahari ke Bumi dipengaruhi oleh kondisi
awan dan perbedaan sudut datang sinar matahari.
2) Suhu
Udara
Suhu udara
adalah keadaan panas atau dinginnya udara yang sifatnya menyebar dan
berbeda-beda pada daerah tertentu. Persebaran secara horizontal menunjukkan
suhu udara tertinggi terdapat di daerah tropis garis ekuator (garis khayal yang
membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan) dan semakin ke arah kutub suhu
udara semakin dingin. Sedang persebaran secara vertikal menunjukkan, semakin
tinggi tempat, maka suhu udara semakin dingin. Alat untuk mengukur suhu disebut
termometer.
3) Kelembapan
Udara (humidity)
Dalam udara
terdapat air yang terjadi karena penguapan. Makin tinggi suhu udara, makin
banyak uap air yang dikandungnya. Hal ini berarti, makin lembablah udara
tersebut. Jadi, Humidity adalah banyaknya uap air yang dikandung oleh udara.
Alat pengukurnya adalah higrometer.
4) Awan
Awan
merupakan massa dari butir-butir kecil air yang larut di lapisan atmosfer
bagian bawah. Awan dapat menunjukkan kondisi cuaca.
5) Curah
Hujan
Curah
hujan adalah jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah selama waktu tertentu.
Untuk mengetahui besarnya curah hujan digunakan alat yang disebut penakar hujan
(Rain Gauge).
6) Angin
Angin
adalah udara yang berggerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke
daerah yang bertekanan rendah (minimum). Perbedaan tekanan udara disebabkan oleh
adanya perbedaan suhu udara. Bila suhu udara tinggi, berarti tekanannya rendah
dan sebaliknya. Alat untuk mengukur arah dan kecepatan angin disebut
anemometer.
Letak astronomis indonesia terletak di antara
6° LU-11° LS dan 95° BT-141° BT sehingga Indonesia termasuk dalam iklim tropis.
Berikut adalah karakteristik iklim tropis.
1) Suhu udara rata-rata tinggi, karena
matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20–23° C. bahkan di
beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
2) Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil.
Di khatulistiwa antara 1°C – 5°C, sedangkan amplitudo hariannya lebih besar.
3) Tekanan
udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
4) Hujan
banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
5) Di pengaruhi oleh pergerakan peredaran
matahari yang menyebabkan peredaran pola angin sehingga terdapat dua musim,
yaitu musim hujan dan musim kemarau.
6) Di beberapa pulau besar seperti
sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi, dan papua terdapat gunung-gunung yang
tinggi sehingga memengaruhi variasi unsur iklim di setiap wilayahnya.
7) Indonesia juga memiliki iklim tropis,
hal ini di pengaruhi bentuk wilayah indonesia yang berupa kepulauan. Sebagian
besar tanah daratan indonesia di kelilingi oleh laut atau samudra. Itulah
sebabnya di indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak
mendatangkan hujan.
2. Flora dan Fauna
Makhluk hidup yang
terdapat di negara kita tercinta ini sungguh kaya dan beragam. Dari Sabang
sampai Maroke, kekayaan makhluk hidup baik flora maupun fauna terbentang
beragam.
a. Persebaran Flora di Indonesia
Flora sering
diartikan sebagai dunia tumbuh-tumbuhan. Arti flora adalah semua
tumbuh-tumbuhan yang hidup di suatu daerah pada zaman tertentu. Keanekaragaman
flora Indonesia tergolong tinggi jumlahnya di dunia, jauh lebih tinggi dari
flora yang ada di Amerika dan Afrika. Demikian pula jika dibandingkan dengan
daerah-daerah yang beriklim sedang dan dingin.
Persebaran flora di Indonesia dibagi menjadi
tiga wilayah, yaitu:
1) Flora
di Daerah Paparan Sahul
Flora di
daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah Irian Jaya, yang terdiri atas tiga
macam, sebagai berikut.
a) Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
b) Hutan hujan tropik.
c) Jenis Pemetia Pinnata (motea).
d) Kayu besi, cemara, merbau pantai, kayu
kenari hitam, merbau darat, sagu
Gambar:
Flora di Daerah Paparan Sahul
Sumber:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZfnQftyVwIz3Hq7e1Xs8puVGm9aRiI_PfA4UDDCUji8-8ajL0WPbAYFqqJPFwg0xY39v9Ozz47E5atFQgJ6dM2wXtF4-fPJubD85krhuDGp5IxicE50WtAFXu1jXEzs6kj9CuCNNxjEU/s1600/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia-nia-amelia-1001850-8-638.jpg
2) Flora
di Daerah Peralihan
Di
Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat dengan wilayah lain
yang relatif kering di Filipina, Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di
daerah peralihan yang berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis
lebih mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip dengan yang ada
di Kalimantan.
Flora
Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia bagian barat dengan bagian
timur. Jenis flora di Sulawesi banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah
kering di Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran rendah di
Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran rendah di Papua.
Gambar: Flora di Daerah Peralihan
Sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhndpuRWCXOmjHy7JV23Oa5jcxI1CKYldAszLrbvZRSTcD1vytVmWbi3kMueu-G8YmzF9XqSUYiJxWXfpm7VDIUVv1vjvJhnh6Ts2uhkXgDUuJgtqMIKlxvCvV4G1hNMOn81ccN3nV2Sk8/s400/persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia-nia-amelia-1001850-7-638.jpg
3) Flora
di Daerah Paparan Sunda
Flora di daerah
paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang terdiri atas tiga macam,
yaitu:
a) Flora endemik, contoh bunga Rafflesia
Arnoldi.
b) Flora di pantai timur terdiri atas
mangrove dan rawa gambut.
c) Flora di pantai barat terdiri atas
bermacam-macam vegetasi di antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut,
hutan rawa air tawar, dan rotan.
Flora di
Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu hutan hujan tropik,
hutan gambut, dan hutan mangrove. Persebaran tumbuh-tumbuhan menurut lingkungan
geografi berdasarkan iklim dan keadaan daerah di Indonesia adalah sebagai
berikut.
a) Hutan
Mangrove
Hutan
mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri
tumbuhan ini mempunyai akar napas yang tergantung dari batang, benih tumbuhan
dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga masih dapat tumbuh
setelah terdampar di daratan. Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan
biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau
Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar
daerah pantai di seluruh dunia.
b) Hutan
Lumut (Tundra)
Hutan
lumut, terdapat di pegunungan-pegunungan tinggi yang selalu tertutup kabut
karena letaknya sangat tinggi dari permukaan laut, sehingga udaranya sangat
lembap dan suhunya rendah sekali. Hutan lumut terdiri atas pohon-pohonan yang
ditumbuhi dengan lumut, misalnya di pegunungan tinggi di Papua, Sumatra,
Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa.
c) Hutan
Rawa
Hutan
rawa, meliputi daerah yang cukup luas di Indonesia. Hutan rawa air tawar tidak
menghasilkan kayu yang baik, tetapi tanahnya dapat dimanfaatkan sebagai tanah
pertanian. Hutan rawa gambut dapat menghasilkan kayu, salah satunya ialah kayu
ramin. Hutan rawa gambut banyak terdapat di Kalimantan Barat dan Kalimantan
Tengah.
d) Hutan
Musim
Jenis
hutan ini sering disebut dengan hutan homogen, karena tumbuhannya hanya terdiri
atas satu pohon. Hutan ini bercirikan gugurnya daun-daun pada musim kemarau
(meranggas). Sebagai contoh ialah hutan jati, cemara, dan pinus. Jenis hutan
ini banyak terdapat di Indonesia bagian tengah, Jawa Tengah, dan Jawa Timur
sampai Nusa Tenggara.
e) Hutan
Hujan Tropis
Hutan
hujan tropis merupakan hutan rimba yang memiliki pohonpohon yang lebat. Jenis
hutan ini banyak terdapat di daerah hutan tropis atau daerah yang mengalami
hujan sepanjang tahun. Hutan ini sering disebut dengan hutan heterogen, karena
tumbuhannya terdiri bermacam-macam jenis pohon. Jenis hutan ini banyak terdapat
di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
f) Stepa
Stepa,
adalah padang rumput yang cukup luas. Terdapatnya stepa di Indonesia disebabkan
curah hujan sudah banyak turun di bagian barat seperti Sumatra dan Jawa Barat,
sehingga angin musim yang membawa hujan dari arah Asia sudah kering setelah
sampai di daerah ini. Curah hujan yang ada hanya cukup untuk tumbuhnya
tumbuh-tumbuhan jenis rumput yang tidak terlalu banyak membutuhkan air. Daerah
yang terdapat stepa ini antara lain Nusa Tenggara Timur dan Timor Timur.
g) Sabana
Sabana
memiliki ciri daerah padang rumput yang luas dengan diselingi adanya
pohon-pohon atau semak-semak di sekitarnya. Daerah ini mengalami musim kemarau
yang panjang dan bersuhu panas. Di Indonesia terdapat di Nusa Tenggara, Madura,
dan di dataran tinggi Gayo (Aceh). Wilayah ini digunakan untuk peternakan,
seperti sapi, kuda, dan kambing.
b. Persebaran Fauna di Indonesia
Fauna sering juga
diartikan dunia hewan. Arti fauna adalah semua hewan yang hidup di suatu daerah
atau pada zaman tertentu, sedangkan uraian fauna Indonesia terbatas pada zaman
sekarang ini. Uraian fauna lebih ditekankan pada hewan liar, sedangkan hewan
yang dibudidayakan akan diuraikan pada peternakan.
Gambar: Persebaran
Fauna di Indonesia
Sumber:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlv_UiX9cED1Aia4KL7fhsZWFH-vbVVk-tYPI_vj67YaGa-0pg-NAYgtYmgKRqXh21L0qAgyS3ckZc2z_lYmE99h_6ZZP5Ac-pBJ8FnhN1dbpwm5Y1fInpWOBn3IpwsMMdjr5k1REhng/s1600/PETA+PERSEBARAN+FAUNA.jpg
Jenis-jenis dan
persebaran hewan yang ada di Indonesia mempunyai kaitan dengan sejarah
terbentuknya kepulauan Indonesia. Indonesia bagian barat, yang meliputi
Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya pernah menjadi
satu dengan Benua Asia. Indonesia bagian timur, Papua, dan pulau-pulau di
sekitarnya pernah menjadi satu dengan Benua Australia. Indonesia bagian tengah,
Pulau Sulawesi bersama pulau di sekitarnya, Kepulauan Nusa Tenggara dan
Kepulauan Maluku, merupakan wilayah yang tidak termasuk Benua Asia maupun
Australia.
1) Pembagian
Fauna Menurut Wallace (1910)
Pada tahun
1910 (tiga tahun sebelum ia wafat), Wallace dengan mempertimbangkan keunggulan
bentuk fauna Asia di Sulawesi, menyimpulkan bahwa fauna Sulawesi tampak
demikian khas, sehingga Wallace menduga bahwa Sulawesi dahulu pernah bersambung
dengan Benua Asia maupun Benua Australia. Wallace membuat garis yang ditarik
dari sebelah timur Filipina, melalui Selat Makassar dan antara Bali dan Lombok
yang dikenal dengan Garis Wallace dengan kemudian Wallace menggeser garis yang
telah ditetapkan sebelumnya ke sebelah timur Sulawesi (Wallace, 1910). Sulawesi
merupakan daerah peralihan antara fauna Asia dengan fauna Australia.Wallace
mengelompokkan jenis fauna di Indonesia menjadi tiga, yaitu:
a) Fauna Asiatis (Tipe Asia), menempati
bagian barat Indonesia sampai Selat Makassar dan Selat Lombok. Di daerah ini
terdapat berbagai jenis hewan menyusui yang besar seperti:
(1) tapir terdapat di Sumatra dan
Kalimantan,
(2) banteng terdapat di Jawa dan Kalimantan,
(3) kera gibon terdapat di Sumatra dan
Kalimantan,
(4) orang hutan terdapat di Sumatra Utara
dan Kalimantan,
(5) beruang terdapat di Sumatra dan
Kalimantan,
(6) badak terdapat di Sumatra dan Jawa ,
(7) gajah terdapat di Sumatra
(berpindah-pindah),
(8) siamang terdapat di Sumatra,
(9) kijang terdapat di Jawa, Sumatra, Bali,
dan Lombok,
(10) harimau loreng terdapat di Jawa dan
Sumatra, sedangkan harimau kumbang dan tutul terdapat di Jawa, Bali, dan
Madura,
(11) kancil terdapat di Jawa, Sumatra, dan
Kalimantan,
(12) trenggiling banyak terdapat di Sumatra,
Kalimantan, Jawa, dan Bali, dan
(13) jalak Bali terdapat di Bali, dan burung
merah terdapat di Jawa.
Di daerah ini juga ditemui jenis hewan lain,
seperti kancil pelanduk (terdapat di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan), singa,
mukang (terdapat di Sumatra, dan Kalimantan), dan ikan lumba-lumba (terdapat di
Kalimantan).
b) Fauna tipe Australia, menempati bagian
timur Indonesia meliputi Papua dan pulau-pulau di sekitarnya. Di daerah ini
tidak didapatkan jenis kera, binatang menyusuinya kecil-kecil dan jumlahnya
tidak banyak. Hewan-hewan di Indonesia bagian timur mirip dengan hewan
Australia. Jenis hewan tipe Australia, antara lain sebagai berikut.
(1) Burung, terdiri atas cenderawasih,
kasuari, nuri dan raja udang.
(2) Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak
terbang, dan katak air.
(3) Berbagai jenis serangga.
(4) Berbagai jenis ikan.
(5) Mamalia, terdiri atas kanguru, walabi,
beruang, nokdiak (landak Papua), opossum laying (pemanjat berkantung), kuskus,
dan kanguru pohon.
(6) Reptilia, terdiri atas buaya, biawak,
kadal, dan kura-kura.
c) Fauna peralihan, menempati di antara Indonesia
timur dan Indonesia barat, misalnya di Sulawesi terdapat kera (fauna Asiatis)
dan terdapat kuskus (fauna Australia). Di samping itu terdapat hewan yang tidak
didapatkan baik tipe Asiatis maupun tipe Australia. Fauna Indonesia yang
tergolong tipe peralihan adalah sebagai berikut.
(1) Mamalia, terdiri atas anoa, babi rusa,
kuskus, monyet hitam, sapi, banteng, dan kuda.
(2) Reptilia, terdiri atas biawak, komodo,
kura-kura, dan buaya.
(3) Amfibi, terdiri atas katak pohon, katak
terbang, dan katak air.
(4) Berbagai macam burung, terdiri atas
maleo, kakaktua, nuri, merpati, burung dewata, dan angsa.
2) Pembagian
Fauna Menurut Weber
Banyak
ahli yang melakukan telaah tentang persebaran jenis hewan di Indonesia dengan
membuat garis batas yang berbeda-beda. Salah satu ahli adalah Weber, ia
menentukan batas dengan imbangan perbandingan hewan Asia dan Australia 50 : 50.
Weber menggunakan burung dan hewan menyusui sebagai dasar analisisnya, tetapi
tidak setiap binatang yang dijadikan dasar memiliki garis batas yang sama.
Contohnya, hewan melata dan kupu-kupu Asia menembus lebih jauh ke arah timur
daripada burung dan siput.
Garis
batas antara Indonesia bagian barat dengan bagian tengah disebut garis Wallace
dan garis batas antara Indonesia bagian timur dengan bagian tengah disebut
garis Weber.
3) Pembagian
Fauna Menurut Lydekker
Ahli lain,
yaitu Lydekker, menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis
kontur dan mengikuti kedalaman laut antara 180 – 200 meter, sekitar Paparan
Sahul dan Paparan Sunda. Hal ini sama dengan Wallace yang menentukan batas
timur fauna Asia.
Adanya
perbedaan fauna antara wilayah Indonesia bagian barat dan timur karena kedua
wilayah itu terpisah oleh perairan yang cukup luas dan dalam, dan kedalaman
lautnya lebih dari 1000 meter. Laut yang dalam tersebut sebagai pemisah antara
kedua wilayah, sehingga fauna pada masing-masing wilayah berkembang
sendiri-sendiri.







Casino games on king slot machine | The best casino game
BalasHapusA guide to playing the most popular slots and jackpots online. air jordan 18 retro men red online site Find out how 19 동인지 to play air jordan 18 stockx super on king slot machine for free air jordan 18 retro toro mens sneakers great site at air jordan 18 retro store Jordan8-retro.